Suasana Pemilu legislatif  sudah mulai terasa di berbagai daerah - daerah. alat peraga mulai terpasang di setiap sudut jalan di tiang - tiang listrik, di tembok gang & di kaca rumah warga, sebagai upaya mempromosikan diri pencalonan dewan perwakilan rakyat. Akan tetapi upaya yang di lakukan para Caleg tersebut 80% belum bisa menentukan kemenangan mereka di Dapil tersebut, karna masyarakat sekarang lebih ingin bukti bukan janji nanti setelah jadi, lewat program - program yang di utarakan disetiap sosialisasi para caleg tersebut. mungkin satu ancaman moral peradaban masyarakat ketika para caleg tersebut mendidik lewat satu amplop berisi uang kecil untuk dirumah. Hingga kini setiap sosialisasi caleg lain sebagian individu sudah berani meminta Wani Piro Gue Dukung Loe...!!! hal ini yang harus kita sadari bersama mungkin kalangan menengah ke atas mengerti bagaimana memilih dewan yang berkwalitas, tetapi berbeda dengan masyarakat golongan kebawah harga satu dukungan atau coblosan 50ribu gue coblos loe..!! menyikapi hal tersebut kita harus menyadari bagai mana cara masyarakat mendukung Calon - calon legislatifnya dulu yang di pilih hingga duduk di Kursi DPR lalu korupsi.
Sebaiknya masyarakat introfeksi diri sebelum jadi dewan sudah di korup duluan di Masyarakat sehingga dewan - dewan tersebut berani bermain proyek - proyek besar untuk masyarakat karna merasa menyalonkan dewan tidak geratis. Maka dengan itu perlu kesadaran kita bersama agar lebih cerdas memilih dewan bila perlu bikin kesepakatan komitmen di atas materai 6000 rupiah yang berisi kesepakatan dua belah pihak setelah jadi mereka mau berbuat apa untuk kita, bila tidak terrealisasi turunkan mereka lewat surat perjanjian tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H