Mohon tunggu...
Save Bandung
Save Bandung Mohon Tunggu... lainnya -

Suka Cerita Rakyat. Realita\r\n

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Strukturalis Kajian Bahasa

15 November 2013   18:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:07 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Strukturalis yang mengkaji bahasa  dari penggunaan apa adanya, tanpa memperhatikan secara khusus pikiran pengguna bahasanya,  kaum rasionalis  justru mengaitkan antara pikiran dengan bahasa yang diungkapkan.  Aliran ini kemudian menggunakan istilah kompetensi dan performansi (language competence dan language performance). Istilah kompetensi  digunakan untuk menamai kemampuan yang dimiliki pembicara sehingga ia memiliki kemungkinan  melahirkan atau mengucapkan bahasa.  Sedangkan istilah performan digunakan untuk menamai perbuatan  seorang individu ketika menerapkan kompetensinya tadi dalam praktik  nyata mengungkapkan atau memahami bahasa.

Pada aliran behaviorisme-strukturalis, kemampuan berbahasa seseorang semata-mata dianggap sebagai hasil  proses  stimulus-respons dari lingkungannya. Sedangkan  kaum rasionalis, yang dalam psikologi disebut pula kaum nativisme ( Rakhmat, 1992:271) berkeyakinan bahwa kemampuan atau kompetensi selain disebabkan oleh faktor eksternal seperti lingkungan, juga dibangun oleh unsur dalam  berupa  sistem bahasa bawaan yang dimiliki manusia  dan diprogram secara genetik dalam otak kita.  Chomsky menyebutnya  language acquisition device (LAD).  Sistem itu memunngkinkan manusia  mampu menggabung-gabungkan  komponen-komponen bahasa secara kreatif, tidak hanya meniru tetapi mencipta. Teori nativisme menggambarkan bahwa seorang anak memperoleh  pengetahuan tentang bahasa tertentu  ketika bahasa yang didengar  membangkitkan respons bawaan dari  kemampuan bahasanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun