Mohon tunggu...
Adhicipta Wirawan
Adhicipta Wirawan Mohon Tunggu... Desainer - Professional Game Designer dan Dosen Praktisi International Program Digital Media Petra Christian University (PCU), Penulis Buku Yuk Bikin Board Game Edukasi: https://bit.ly/bukubikinboardgame

Ciptakan Pendidikan yang Mudah dan Menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

5 Tips Bertahan di Lingkungan yang Korup?

12 Mei 2023   11:01 Diperbarui: 12 Mei 2023   11:06 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi terasing dalam lingkungan korup (sumber: pribadi - Stable Diffusion)

Orang baik bisa menjadi korup ketika mereka terjerumus dalam lingkungan kerja yang buruk dan korup. Ini bisa terjadi karena tekanan dari atasan atau rekan kerja yang lebih senior, atau karena adanya tuntutan yang sangat tinggi untuk mencapai target atau tujuan tertentu. 

Kadang-kadang, seseorang juga bisa menjadi korup karena terpengaruh oleh budaya yang menganggap tindakan korupsi sebagai sesuatu yang normal atau bahkan dianggap sebagai cara yang efektif untuk mencapai tujuan.

Bertahan dari pengaruh lingkungan korup juga bisa membuat seseorang merasa kesepian dan terasing karena mereka tidak memiliki teman atau rekan kerja yang memiliki nilai dan moral yang sama. Namun, meskipun bertahan dari pengaruh lingkungan korup bisa membuat seseorang merasa teralienasi, hal ini adalah tindakan yang sangat penting untuk menjaga integritas dan moralitas diri sendiri, serta untuk membangun budaya kerja yang lebih baik dan etis.

Namun, tidak semua orang yang terjerumus dalam lingkungan kerja yang buruk dan korup menjadi korup. Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan agar seseorang tetap bisa bertahan di lingkungan tersebut tanpa terjerumus pada perilaku korupsi.

Membentuk karakter dan integritas yang kuat

Orang yang memiliki karakter dan integritas yang kuat akan lebih mudah untuk menolak godaan perilaku korupsi. Mereka juga akan lebih mampu untuk mempertahankan nilai-nilai yang benar dan melakukan tindakan yang etis, bahkan di tengah lingkungan kerja yang buruk dan korup. Oleh karena itu, penting untuk membangun karakter dan integritas yang kuat melalui agama, pendidikan dan pengalaman hidup.

Mencari dukungan dari rekan kerja yang sejalan

Mencari dukungan dari rekan kerja yang memiliki nilai yang sama atau sejalan dengan kita bisa menjadi salah satu cara untuk tetap bertahan di lingkungan kerja yang buruk dan korup. Kita bisa mencari teman sekerja yang memiliki prinsip dan moral yang sama, dan bekerja sama dengan mereka untuk menghindari situasi yang berpotensi memicu perilaku korupsi.

Menjaga komunikasi yang baik dengan atasan

Menjaga komunikasi yang baik dengan atasan bisa membantu kita untuk tetap memegang kendali dalam situasi kerja yang sulit. Kita bisa membicarakan masalah atau kesulitan yang kita hadapi secara terbuka dengan atasan, dan mencari solusi yang sesuai dengan prinsip dan moral yang kita anut.

Menjaga fokus pada tujuan yang benar

Menjaga fokus pada tujuan yang benar bisa membantu kita untuk menghindari godaan perilaku korupsi. Kita harus selalu ingat bahwa tujuan yang benar adalah mencapai hasil yang baik dan bermanfaat untuk organisasi dan masyarakat, bukan sekadar mencari keuntungan atau kepuasan pribadi.

Berani untuk mengambil tindakan yang tepat

Berani untuk mengambil tindakan yang tepat ketika kita melihat perilaku korupsi bisa menjadi salah satu cara untuk membantu mengubah lingkungan kerja yang buruk dan korup. Kita bisa melaporkan perilaku korupsi ke atasan atau lembaga yang berwenang, atau membantu membangun budaya kerja yang lebih etis dan bermartabat.

Dalam kesimpulan, menjadi korup dalam lingkungan kerja yang buruk dan korup tidaklah wajib, karena ada banyak upaya yang bisa dilakukan untuk tetap bertahan tanpa harus mengorbankan nilai-nilai yang benar. Penting untuk membangun karakter dan integritas yang kuat agar bertahan di lingkungan yang korup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun