Baca juga : Potensi Doxing terhadap Pencemaran Nama Baik dalam Cyberbullying
Tentu hal ini akan sangat terasa berat bagi guru untuk mengawasi dan mendorong perilaku positif tanpa didukung dengan tools. Jika siswa dalam satu kelas kurang dari 20 orang, tentu tidak terlalu terasa berat. Namun jika jumlah siswa sudah lebih dari 20 orang, maka pelaksanaan gamfikasi ini terasa sangat berat.
Classcraft sebagai tools Gamifikasi Anti Cyberbullying
Salah satu solusi yang bisa digunakan adalah dengan menggunakan Classcraft, yaitu sebuah platform Learning Management System (LMS) berbasis gamifikasi.
Di dalam Classcraft terdapat fitur pemberian dan penguranan XP (experience point) bagi para siswa, Guru dapat dengan mudah memantau semua kegiatan yang mengarah pada perilaku positif.
Terdapat fitur KUDOS di dalam classcraft, dimana seorang siswa dapat memberikan ucapan terima kasih, ucapan selamat kepada sesama siswa dan tim serta antar tim.
Guru dapat mengatur persetujuan KUDOS ini dengan melakukan konfirmasi ke siswa atau tim. Sehingga tidak bisa sembarangan dilakukan, jika siswa sekadar mengejar poin XP.
Baca juga : Twitter Tak Lagi Aman, Benarkah? Twitter dan Cyberbullying.
Guru juga bisa memberikan tantangan untuk tim, sehingga antar siswa bisa saling menolong satu dengan yang lain.
Jika ada teman yang gagal menjawab akan disembuhkan sehingga HP kembali. Hal ini tentu membangun rasa empati antar siswa dengan cara positif dan terpantau di dalam sistem classcraft.
Informasi lengkap terkait contoh kasus dan penerapan classcraft terhadap cyberbullying dapat dibaca lengkap pada panduan ini.
Penutup
Proses edukasi dan sosialisasi cyberbullying tidak cukup tanpa sistem yang positif dan memudahkan para guru, siswa, dan orang tua dalam melaksanakan PJJ. Sedangkan penjelasan lengkap cyberbullying dari UNICEF dapat dipelajari di sini.