Mohon tunggu...
Adhi Cahyono
Adhi Cahyono Mohon Tunggu... -

dibesarkan di sebuah kota kecil di Jawa Tengah, dimana hampir semua Jenderal di Republik ini pernah belajar dan menghirup udara segarnya. Sempat merasakan dingin dan sejuknya udara kota Bandung, dan sekarang menetap di Bekasi. Ngeblog di Kompasiana dengan niat dan tujuan sederhana, belajar menulis. Itu saja.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Bakmi Jowo di Bandung? Kalo Wong Jowo banyak

20 Februari 2010   07:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:50 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kamis dan Jumat kemarin saya berkesempatan untuk menikmati Bandung, setelah beberapa lam tak mendapat kesempatan menengoknya. Deretan-deretan memori lama yang tertinggal di maupun yang terbawa dari sana, muncul satu per satu, menggoda pikiran. Cerah berawan menyambut, dingin tak begitu terasa dan hujan di sore hari Kamis. Cerah berawan sepanjang Jumatnya.

Acara pembukaan, tak lupa berdiri dan bernyanyi, Indonesia Raya lagunya. Ini masalah Negara dan kepentingannya, katanya. Bagaimana memenuhi target APBN dan “nasionalisme” di sisi yang berbeda. Tapi saya tak hendak membicarakan yang serius darinya. Yang ringan-ringan saja, semoga ada manfaatnya.

Setelah acara selesai, ditandai dengan berdiri dan bernyani lagi, lagunya berganti, Padamu Negeri. Waktu masih tersisa, cukup untuk sholat Jumat dan memenuhi obsesi.

Urusan lidah emang susah-susah gampang. Bukan saja karena ia tak bertulang, tapi juga menyangkut rasa. Nah kalau udah rasa, bisa saja tiap orang menilai dengan berbeda. Sah-sah saja.

Obsesi saya kali ini mampir dan mencoba Bakmi Jowo di Bandung. Lupa-lupa ingat namanya, pernah dimuat di Kompas dan menengok websitenya, yang jelas terekam adalah lokasinya di seputaran Jalan Dipati Ukur.

Tidak susah mencarinya karena plang-nya ada di pinggir jalan, cukup besar pula. Silakan nikmati photonya. Jangan berharap terlalu banyak dengan hasil jepretannya, maklumi saja karena hanya pakai kamera telpon biasa.

[caption id="attachment_78066" align="aligncenter" width="300" caption="plang di pinggir jalan Dipati Ukur, cukup besar kan ukurannya"][/caption]

Tukang masaknya asli dari Gunung Kidul, sebuah wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta yang memang terkenal dengan keahlian memasaknya, bakmi jowo tentu saja. Tidak hanya mereka, teman2nya yang sibuk melayani pembeli, juga mengenakan batik, seragam coraknya. Tidak itu saja, desain interiornya, kalau boleh menyebutnya, juga bercorak dan bernuansa Jawa. Hmmmm….Bakmi Jowo di Bandung?, saya bertanya. Kalau orang Jawa di Bandung, banyaaaak.

[caption id="attachment_78068" align="aligncenter" width="300" caption="Para chef Bakmi Jowo sedang beraksi"][/caption] [caption id="attachment_78071" align="aligncenter" width="300" caption="suasana jawa kental terasa"][/caption]

Saya duduk dan sembari menikmati suasana dan aroma yang ada. Bakmi Jowo nyemek pedes dan jeruk hangat pesanan saya. Semoga tak perlu lama untuk menunggunya. Setelah kurang lebih sepuluh menit menunggu, ini dia Bakmi Jowo pesanan saya. Mak nyuus rasanya, mengundang selera. Apalagi kalau ditemani kerupuk kulit gurih, lengkap sudah, lidah saya bergoyang senang karenanya. Tak percaya, silakan coba.

[caption id="attachment_78073" align="aligncenter" width="300" caption="bakmi jowo nyemek pesanan saya"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun