[caption id="attachment_125558" align="alignleft" width="300" caption="SBY, Boediono & Hatta Rajasa (source: Jakarta Globe)"][/caption]
Pertama, saya ingin mengucapkan selamat atas terselenggaranya Tampak Siring Retreat, sebuah retreat yang melibatkan lebih dari 200 orang, dan tentu saja mereka bukan sembarang orang, “the chosen ones” mengutip terminology yang diperkenalkan dalam trilogy “Matrix”. Pernyataan tadi, semakin terasa kebenarannya, manakala kita melihat siapa saja yang masuk dalam daftar hadir retreat tersebut. Menteri KIB-2, Gubernur, dan perwakilan-perwakilan pelaku usaha dan pemangku kepentingan yang lainnya.
Hasil dari retreat ini pun mencakup beberapa hal penting dan strategis. Ini dikarenakan, hasil-hasil tadi, akan menjadi haluan pembangunan Republik tercinta ini, paling tidak selama lima tahun ke depan, tentu saja diluar hal-hal yang sudah tercakup dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah, periode 2009-2014.
Salah satu hal yang menarik adalah dibutuhkannya investasi sejumlah Rp 10.000 Trilliun selama kurun waktu lima tahun ke depan. Apa arti dari Rp 10.000 Trilliun?. Tulisan ini hanya akan mencoba menawarkan sedikit dari aspek yang terkandung dalam pernyataan itu tadi.
Dengan menggunakan kurs dollar, Rp 9.000 untuk setiap dollar Amerika, ini berarti kita berbicara US$ 1,111 Milyard dan jika didistribusikan dalam kurun waktu lima tahun, kurang lebih menjadi US$ 222 Milyard setiap tahunnya. Luar biasa. Bagaimana komposisi dari investasi sebanyak US$ 222 Milyard per tahun ini, berapa persen lokal dan berapa persen overseas atau Foreign Direct Investment?. Sejauh dari pemberitaan media, jawaban pasti dari pertanyaan tadi belum ada.
Dengan menggunakan asumsi bahwa 50% dari US$ 222 Milyard per tahun tadi adalah berasal dari FDI (=US$ 111 Milyard per tahun), dan menggunakan laporan “World Investment Prospect Survey 2009-2011” yang diterbitkan oleh UNCTAD (United Nations Conference on Trade And Development) sebagai rujukan, saya ingin mengajak anda semua untuk menjawab pertanyaan, “Apa artinya Rp 10.000 Trilliun?”.
[caption id="attachment_125561" align="aligncenter" width="500" caption="FDI inflows 2007 - 2008 menurut UNCTAD"][/caption]
Berdasar tabel 5 dari laporan UNCTAD tadi, kita lihat angka-angka di bawah kolom 2007 saja, ini karena pada saat survey dan dlaporan dibuat oleh UNCTAD, data untuk tahun 2008 adalah berdasar estimasi saja. Untuk memenuhi kebutuhan investasi sebesar US$ 111 Milyard per tahun, ini berarti kita harus menjadi sebuah daerah ekonomi yang suaaaangat menarik sehingga sebagian FDI yang akan masuk ke kawasan South, East dan South-East Asia, dialihkan ke Indonesia. Ini artinya, kita harus rebutan FDI dengan negara-negara seperti Malaysia, China Mainland, India, Singapura, dan lainnya.
Gambar-gambar di bawah ini menampilkan data-data tentang Indonesia, Malaysia, Siangpura, China Mainland, dan India, berdasar Country Profiles menurut International Institute for Management Development (IMD) yang berpusat di Lausanne, Switzerland, yang sering dijadikan sebagai rujukan tentang World Competitiveness Index.
[caption id="attachment_125562" align="aligncenter" width="500" caption="World Competitiveness Indicators of Indonesia"][/caption]
[caption id="attachment_125563" align="aligncenter" width="500" caption="World Competitiveness Indicators of Malaysia"][/caption]