Mohon tunggu...
Adhi Ardhana
Adhi Ardhana Mohon Tunggu... -

Asli Bali.. Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) Saat ini mencari sesuap nasi dan sekepal berlian di Bali di hari tua....dengan cara yang JUJUR..!!!!

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Pertahanan Indonesia Vs Negara Tetangga

21 Agustus 2010   02:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:50 1310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Sungguh menjadi momok bagi negara Indonesia untuk mempertahankan wilayah Indonesia dengan kondisi negara Indonesia saat ini. Hal ini disebabkan oleh karena luas daerah Indonesia yang demikian luas serta jumlah penduduk yang demikian besar.

Luas daerah indonesia saat ini apabila di bandingkan dengan kekuatan persenjataan maupun kekuatan personil TNI saat ini jauh dari mencukupi, hal ini menurut saya diakibatkan karena :


  1. Faktor ekonomi kita yang masih lemah, untuk membiayai operational TNI, pembelian alutsista, rekruitment personil dll. demikian pula dengan industri alutsista.
  2. Faktor politik dalam negeri kita yang masih lebih banyak memikirkan kepentingan golongan, sehingga pembangunan dibidang pertahanan baru terpikirkan pada saat ada permasalahan. Hal ini mengakibatkan pembangunan yang tidak terstruktur serta cenderung memunculkan inisiatif dari dalam negeri atau pembiaran dari dalam negeri untuk membuat suatu masalah agar mendapat perhatian. Hal ini sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan timbulnya gejolak2 di masyarakat dan efeknya tentu saja ke ekonomi dan hubungan luar negeri yang buruk.
  3. Faktor politik luar negeri kita yang kurang pro aktif dalam menggalang perencanaan pertahanan regional, dalam hal ini asia tenggara. Dapat dibayangkan dalam kondisi tidak adanya keinginan untuk membuat suatu pakta pertahanan regional akan memicu perlombaan senjata di antara negara2 tersebut. Dan yang diuntungkan dalam hal ini adalah negara2 yang memiliki industri alutsista besar.


Ketimpangan persenjataan dapat memberi faktor psikologi yang buruk kepada negara kita, walaupun saya seratus persen yakin RI tidak akan mungkin mudah untuk ditaklukan mengingat jumlah penduduk serta luas negara kita yang terbesar di asia tenggara ini, namun untuk kejadian2 kecil yang tidak melibatkan mobilisasi massa, RI dan harga dirinya akan selalu terinjak2 tanpa mampu memberikan perlawanan secara fisik...hanya nota protes ke dunia international.

Pendapat saya dalam menyisiasati kondisi ini, ada baiknya Indonesia memimpin usaha dalam hal ini faktor politik luar negeri secara cerdik menggalang pembentukan pakta pertahanan asia tenggara. Di mana di dalam nya diusahakan agar justru memanfaatkan kekuatan bersama negara2 asia tenggara, samentara RI berusaha menyetarakan kemampuan pertahanannya. Dan yang perlu ditekankan kepada seluruh anggota pakta adalah batas2 meningkatkan kemampuan persenjataan dalam konten defence bukan offence. Seandainya dikemudian hari dari hasil analisa ternyata menunjukkan perbandingan luas dengan kekuatan persenjataan sudah mencapai indikasi offence maka dapatlah secara pakta untuk menegur serta memberi sangsi. Dengan demikian kesetaraan menjadi fokus...dan saya yakini dengan kesetaraan tidaklah timbul keinginan dari negara2 tetangga untuk saling memamerkan kekuatannya.

Untuk mendukung pakta pertahanan tersebut tentunya pula RI juga harus menggalang pula pembentukan pakta ekonomi, sehingga semua yang direncanakan dalam pakta pertahanan dapat tercapai.

Terus pertanyaan saya, yang hingga saat ini belum bisa saya jawab...apa guna ASEAN...bukankah yang saya ungkap diatas merupakan isi dan pikiran ASEAN?

Jadi dapat saya simpulkan ASEAN saat ini sudah tidak berguna lagi bagi INDONESIA ku yang tercinta, karena telah melakukan pembiaran terjadinya ketimpangan2 ini tanpa berusaha saling bantu membantu.

Sekian Terima Kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun