Mohon tunggu...
Adhi Pradityo
Adhi Pradityo Mohon Tunggu... Bankir - Karyawan Swasta

Bankir satu Istri dan Dua Malaikat kecil

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manusia Itu Mahluk Sosial Kawan!

2 April 2020   18:48 Diperbarui: 2 April 2020   18:51 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Manusia pada fitrahnya adalah mahluk sosial. Mahluk yang memerlukan teman untuk berinteraksi dalam kesehariannya. Maka diciptakanlah manusia dalam berbagai suku dan ras agar kehidupan manusia itu jadi lebih berwarna. Diciptakannya berbagai macam Bahasa agar manusia tidak berhenti belajar untuk mengerti saudaranya dari suku yang lain. Saya percaya betul bahwa majemuk akan lebih menarik daripada tunggal. Tidak perlu manusia, ambil contoh saja tanah. Tanah yang ditanami oleh jenis tanaman yang sama, akan memiliki resiko lebih tinggi daripada tanah yang ditanam berbagai jenis tanaman. Kalau Kawan pernah mendengar, ada kasus perkebunan pisang di Philipina  (kalau tidak salah) beberapa tahun yang lalu yang terkena wabah, alhasil seluruh tanahnya jadi tidak bisa ditanami lagi. So Plural is better than Singular, if there is a good understanding between.

Saat ini resesi sudah di depan mata, bahkan IMF dan Bank Dunia sudah menyampaikan ini sudah resesi. Harga Minyak terjun bebas di level USD 20 an, terendah!!! Di Indonesia, Menteri keuangan kita sudah menyampaikan dua jenis scenario terkait dampak Corona terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ini yang saya tangkap, Skenario yang dipaparkan adalah Skenario Berat dan Berat Sekali. Proyeksi pertumbuhan Indonesia bila tidak terjadi Corona ini adalah di level 5.3%, pada kenario berat diproyeksi jatuh di level 2,3% sedangkan di scenario Berat sekali ada di level -0,4%. Yang mana artinya Indonesia juga sudah pasang ancang-ancang akan datangnya benda terlarang yang bernama resesi itu.

Terlihat suram memang, tapi percayalah kita pasti bisa melewatinya. Mengapa? Karena Bangsa kita ada bangsa yang majemuk, bangsa yang tidak monoton, bangsa yang punya sejuta cara untuk lepas dari segala macam masalah. Bangsa kita adalah pejuang. Di Lamalera (Nusa Tenggara Timur) ada sebuah suku yang mampu memburu Paus. Paus yang dipercaya sebagai Mamalia terbesar di Bumi, mampu ditaklukan oleh Saudara-saudara kita di Lamalera. Artinya apa, artinya bahwa kita dapat melalui dan menghadapi masalah sebesar apapun, serumit apapun, selama kita menyadari bahwa kita adalah anggota dari suatu kelompok sosial yang sadar harus bisa keluar dari masalah tersebut.

Masalah-masalah yang belakang kita temui karena dampak wabah ini kurang lebih seperti anjuran untuk sosial distancing yang rumit, karena kita terbiasa "Kongkow-kongkow" dengan teman-teman. Lalu ada masalah panic buying, dimana banyak saudara-saudara kita belum sadar kalau menimbun itu bisa menyebabkan saudaranya yang lain dalam posisi sulit. Lalu ya Masalah resesi yang lagi hangat saat ini. Kawan, masalah masalah tersebut harusnya tidak menjadi momok buat bangsa yang diyakini besar ini. Dan kita harus yakin akan hal ini, harus dan fardhu hukumnya kita berjuang Bersama. Lindungi saudara disampingmu makan kita akan melindungi seluruh tanah air ini.

Wasalam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun