Mohon tunggu...
Adhi Pradityo
Adhi Pradityo Mohon Tunggu... Bankir - Karyawan Swasta

Bankir satu Istri dan Dua Malaikat kecil

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

CCA#6: Oh Ojek Online Riwayatmu Kini

1 April 2020   19:21 Diperbarui: 1 April 2020   19:16 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ojek On line telah menjadi moda transportasi umum yang cukup menjadi andalan banyak orang di kota-kota besar. Tarifnya yang sangat bersaing, kecepatannya dan kemudahannya menjadi bahan konsiderasi orang-orang di kota besar yang sangat memiliki keterbatasan dari sisi waktu dan budget. 

Dalam selang waktu tersebut, rekan-rekan Ojek On line yang tadinya hanya "nyambi" dari ojek line kini menjadi menggantung seluruh hidupnya dari profesi ini. 

Pernah satu kali saya naik ojek on line dari stasiun Bojong Gede menuju rumah saya, saya mendapati bahwa penghasilan rekan ojek online ini sangat lumayan. 

Apalagi bila dia mau terus berada di jalan untuk standby. Karena dari penjelasan beliau saat itu banyak tidaknya order yang dia terima bergantung pada on line atau tidak dia dan rating yang diberikan kepada dirinya. 

Semakin lama di dalam posisi on line makan order secara otomatis akan memprioritaskan kepada mitra ojek line tersebut. Sungguh beruntung posisi mereka saat itu, seperti di atas angin.

Namun kini sepertinya kesabaran dan keuletan rekan-rekan ojek online sedang diuji oleh Allah SWT. Bagaimana tidak, karena adanya pandemic ini, mereka yang awalnya dalam satu hari dapat menerima puluhan order, kini tak jarang ada yang dalam satu hari hanya dapat 1 order. 

Pernah ada satu cerita yang sa ya baca, ada seorang mitra ojek online yang memperoleh order makanan dari customernya. Entah mengapa restoran yang dituju sebenarnya sudah mulai berbenah dan closed order (dikarenakan wabah ini banyak restoran juga mengurangi kapasitas produksinya per hari).

Beliau dengan mata berkaca-kaca memohon kepada pemilik restoran untuk dapat membuatkan pesanan customernya dengan satu alasan. Sejak pukul 6 pagi sampai 5 sore dia standby, itu adalah orderan dia yang pertama (mungkin satu-satunya di hari itu). Alhamdulillahnya pemilik restoran berkenan untuk menyiapkan pesanan itu dan memberikan satu porsi gratis untuk rekan ojek online.

Masih ada dan masih banyak orang baik di negara kita ini Kawan. Memang terlihat semakin jelas bahwa orang yang sudah kaya akan semakin kaya dan yang miskin juga semakin miskin. 

Namun perlu digarisbawahi juga ada banyak orang yang berhasil dan sukses saat ini bukan karena "bawaan" orang tuanya. Kawan-kawan seperti ini lah yang seharusnya memiliki kepekaan lebih seperti halnya si pemilik restoran tadi.

Opini lain yang ingin saya sampaikan melalui tulisan singkat kali ini terkait dengan opsi lockdown yang dirasakan semakin diperlukan. Secara personal saya tidak setuju dengan opsi lockdown, selama pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah belum memiliki rencana yang matang terkait dengan kelangsungan hidup kawan-kawan kita yang sangat bergantung pada pendapatan harian, seperti rekan ojek on line kita. Entah mengapa saya ragu dengan pemerintah pusat dan daerah memiliki rencana yang matang untuk lockdown ini.

Wassalam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun