Dengan membeli rokok, mengikuti balap liar, berpacaran, bahkan bisa terlibat dalam tawuran ataupun pertengkaran. Hak tersebut dapat meluapkan rasa ingin tahu, juga meningkatkan rasa kenyamanan atas cabut yang akan terus menjadi kebiasaan.
Masyarakat memberikan perhatian penuh dengan asrama yang ada di sekitar mereka. Pengelolaan tak hanya dengan pembina asrama, namun juga bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk mengontrol tindakan cabut ataupun penjualan rokok.
Setiap masyarakat yang melihat kejadian berkeliaran atau rekaman CCTV mengadukan dan melaporkan tindakan cabut pada pembina asrama.
 Di sekolah, sebagian besar dilakukan oleh siswa nakal, siswa pemalas, cari perhatian, dan ada struggle dengan seseorang atau pelajaran.
Siswa dengan keinginan cabut, sedang dalam masa pencarian jati diri mereka yang sebenernya. Faktor dominan nya adalah tekanan akademis yang tinggi dan kesanggupan tak memadai memahami pelajaran. Bagi siswa terkategori senior, mereka sudah jauh mengetahui tempat-tempat aman untuk bersembunyi atau melarikan diri.
Mereka sudah mengetahui siapa guru piket yang akan mengawasi, jika gurunya lembut dan tak oematah, merka akan membawa abai guru tersebut. Pandai mengelabui guru untuk izin, padahal mereka tidak kembali mengikuti pembelajaran. Bagi siswa terkategori baru, mereka cenderung melihat sifat-sifat tersebut.
Setelah berhasil cabut, tujuan mereka antara lain ke kantin, ke perpustakaan, ke gudang, ke rooftop, bahkan ada yang berkeliaran ke luar perkarangan sekolah. Hal tersebut tentu menjadi peringatan bagi guru untuk memberikan oerhatian lebih.
Setiap siswa cabut, selalu akan ada informasi dari informan dan masyarakat yang selalu memantau siswa-siswi sekolah. Karena takut akan terjadinya tindak kekerasan yang biasa dilakukan. Juga perilaku merokok dan pacaran melewati batas wajar nantinya.
Ketidakhadiran setiap siswa di sekolah ataupun asrama akan merubah mindset atau pola pikir mereka. Mereka akan berpikir bahwa untuk mengetahui dunia luar, melalui cabut bisa dan seru. Padahal, cabut merusak pola pikir mereka.
Kedua, akan turunnya nilai prestasi bidang akademik dan pandangan buruk dari guru. Siswa akan kesulitan memahami pelajarn yang ketinggalan. Serta juga mendapatkan cap sebagai siswa yang nakal dan tidak mematuhi peraturan yang telah dibuat.
Ketiga, melakukan segala kenakalan remaja seperti cabut, merokok, berpacaran, pembullyan, dan lainnya di luaran sana. Dengan keberaniaan untuk cabut, artinya mereka membuka kesempatan untuk menjebak dan merusak diri mereka sendiri pada hal yang negatif.
Pengaruh cabut sangat memberikan impact negatif pada karakter siswa, yang tidak hanya kepada diri sendiri namun masa depannya. Setiap siswa harus sadar bahwa cabut itu termasuk kenakalan remaja yang tidak boleh dinormalisasi kan serta dianggap sepele.