Kenakalan remaja adalah perilaku yang melampaui batas norma dan nilai dalam masyarakat yang dilakukan oleh remaja. Masa remaja, yaitu usia 12-18 tahun, adalah masa transisi anak-anak ke dewasa. Mereka cenderung mengalami perubahan fisik, emosi, dan sosial secara signifikan.
Cabut merupakan salah satu isu kenakalan remaja yang marak terjadi. Merujuk pada kejadian melarikan diri dengan beberapa alasan, cabut dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang berwenang di wilayah tersebut. Menjadi isu prioritas yang harus diberi perhatian lebih oleh guru maupun orang tua.
Cabut memiliki dampak signifikan seperti resesi atas Generasi Indonesia Emas 2045. Banyak impact negatif yang diberikan atas perilaku cabut. Mau tahu? Yuk baca.
Cabut dominan terjadi di sekolah dan di asrama. Menjadi akomodasi serta lingkup sosial yang membuat seseorang individu merasa beberapa tekanan ataupun ingin merasakan kebebasan. Cabut juga dominan dilakukan oleh pelajar laki-laki daripada perempuan.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab cabut di lingkungan asrama. Seperti rasa ingin tahu bagaimana dunia luar, rasa terkekang atas peraturan ketat oleh asrama, konflik pertemanan, maupun menghindar dari ketidaknyamanan untuk tinggal di asrama itu sendiri.
Maka mereka mengambil jalan pintas, cabut, untuk mencapai keinginan tersebut. Serta, ada juga beberapa faktor pelajar cabut dari lingkungan sekolah. Seperti menghilangkan suntuk pelajaran di kelas, pengaruh lingkup pertemanan, mencari perhatian orangtua atau guru, maupun menghindar dari beberapa struggle yang dimilikinya.
Tentu dari segi manapun, selalu ada faktor untuk melakukan cabut. Namun, dengan adanya lingkup sosial yang terkadang negatif, setiap remaja mempunyai psikis yang berbeda. Dalam segi pergaulan yang tidak pandai memilah, emosional yang tidak teratur, ataupun cenderung pesimis atas pelajaran yang tak ia mengerti.
Cabut menjelaskan dan menunjukkan bagaimana karakter seorang siswa. Di asrama, bagi siswa terkategori baru, mereka akan menelaah beberapa waktu bagaimana kehidupan di asrama. Berupaya mematuhi segala aturan dan kehidupan di asrama yang sangat jauh berbeda dengan kehidupan di rumah.
Asrama, tempat tinggal memiliki penghuni yang banyak, tidak memiliki wewenang untuk berkeliaran selain di asrama. Sebagian senior asrama, mereka akan mendominan sebagai leader atas beberapa perilaku negatif. Tak hanya cabut, merokok, membully, telah menjadi makanan hal biasa bagi mereka.
Setiap perilaku mereka akan mudah ditangkap edaran siswa baru yang psikisnya tergolong mudah goyah atau kepo dan jiwa yang tak ingin di asrama. Fenomena cabut di asrama biasa terjadi pada malam hari. Siswa baru akan mengikuti atau mencontoh bagaimana seniornya melakukan cabut.
Mereka cabut dengan cara menduplikat kunci kamar asrama, mengelabui pengurus untuk membeli sesuatu atau mencuci ke laundry, ataupun melewati tempat yang tidak terjangkau oleh pengurus. Setelah mereka berhasil keluar dari asrama, tentu banyak perilaku negatif yang mereka lakukan.