Kelompok 272 dan 273 dari program KKN Angkatan 114 UIN Sunan Kalijaga ditempatkan di sebuah desa yang dikenal akan kekayaan keunikan dan sejarahnya. Selain memiliki nilai sejarah yang mendalam, desa ini juga masih sangat mempertahankan budaya lokal yang kental. Setiap dusun di desa ini memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri, yang membuatnya sangat menarik untuk dieksplorasi.Â
Desa ini terletak di kaki Gunung Kawi, yang membatasi Kabupaten Malang dan Kota Blitar. Nama desa tersebut adalah Desa Wonosari, yang berada di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Desa Wonosari terdiri dari empat dusun, yaitu Dusun Wonosari, Dusun Sumbersari, Dusun Kampung Baru, dan Dusun Pijiombo. Masing-masing dusun ini menyimpan berbagai tradisi dan adat istiadat yang masih dijaga dan dilestarikan oleh penduduknya, memberikan wawasan yang mendalam tentang kehidupan masyarakat lokal yang beragam dan penuh warna.
6 Agustus 2024 - Saya dan rekan saya, Salma, mendapatkan tugas sebagai bagian dari program kerja kami untuk mengunjungi rumah seorang warga di Dusun Sumbersari. Warga ini memiliki hobi yang sangat menarik, yaitu mengoleksi berbagai barang antik. Kegiatan ini tidak hanya memberi kami kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang minat dan koleksi beliau, tetapi juga untuk memahami lebih jauh tentang kekayaan budaya lokal yang tercermin dalam barang-barang antik yang dikumpulkannya.
Mbah Rikat, yang biasanya dipanggil Pak Rikat, adalah pemilik hobi mengoleksi barang-barang antik. Kami menjelajahi koleksi barang antik luar biasa milik Pak Rikat, yang telah mengumpulkan barang-barang ini sejak tahun 1980. Mulai dari barang vintage hingga memorabilia unik, setiap item menawarkan pandangan menarik ke masa lalu dan keunikan setiap potongan sejarah. Pak Rikat adalah satu-satunya kolektor barang antik di dusunnya, Dusun Sumbersari, Desa Wonosari.
Pak Rikat memulai hobinya dengan mengoleksi berbagai benda seperti uang kertas, uang koin, piring-piring Cina, serta berbagai jenis batu akik. Seiring berjalannya waktu, koleksinya berkembang pesat dan kini mencakup barang-barang yang lebih bervariasi dan unik, seperti keris, kursi goyang, perangkat darurat kuno, lukisan, dan banyak lagi.Â
Dengan koleksi yang terus bertambah, beliau tidak hanya mempertahankan hobi yang sudah lama digelutinya, tetapi juga memperkaya koleksinya dengan berbagai benda bersejarah dan berharga yang belum pernah dimilikinya sebelumnya. Koleksi-koleksi ini tidak hanya mencerminkan perjalanan panjang minatnya, tetapi juga menggambarkan kekayaan budaya dan sejarah yang terkandung dalam setiap item yang dimilikinya.
Tim Survei sangat terpukau dengan ruangan yang dikhususkan untuk menyimpan barang-barang antik tersebut. Mulai dari tata letaknya yang strategis dan rapi, hingga pengelompokkan barang dan penyesuaian warna yang sangat tepat, semuanya menunjukkan perhatian dan keahlian yang tinggi dalam pengaturan koleksi.
Berikut ini merupakan berbagai jenis barang antik yang dimiliki oleh Pak Rikat, di mana setiap item memiliki keunikan dan latar belakang sejarahnya masing-masing. Koleksi ini meliputi berbagai barang dan alat antik yang tidak hanya elegan tetapi juga perabotan kuno yang kaya akan karakter. Setiap item dalam koleksi ini tidak hanya mencerminkan kekayaan warisan budaya, tetapi juga menyimpan keindahan estetika yang memancarkan pesona masa lalu.
Di depan ruangan, terdapat pajangan fosil tanduk kijang serta sebuah foto Ir. Soekarno yang diletakkan di pintu masuk ruangan. Fosil tanduk kijang ini merupakan koleksi yang diperoleh oleh Pak Rikat pada tahun 90-an dari seorang kolektor lainnya. Selain itu, di sekitar area ini juga terdapat berbagai artefak dan memorabilia yang menggambarkan sejarah dan kebudayaan lokal, memberikan kesan yang mendalam tentang kekayaan koleksi yang dimiliki. Siapapun yang melihatnya dapat merasakan sentuhan sejarah yang kuat melalui koleksi-koleksi tersebut, yang tidak hanya mencerminkan minat pribadi Pak Rikat, tetapi juga menyimpan cerita dan nilai sejarah yang berharga.