Praktikum Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan pemahaman dan keterampilan siswa dalam ilmu pengetahuan. Namun, implementasinya seringkali dihadapkan pada sejumlah kendala yang mempengaruhi efektivitasnya seperti, kurangnya waktu yang cukup untuk praktikum, kurangnya variasi metode pembelajaran yang digunakan, serta keterlibatan aktif peserta didik dalam kegiatan praktikum yang masih terbatas. hal ini menyebabkan keterampilan proses sains siswa menjadi terhambat.
Kegiatan praktikum merupakan kesempatan berharga bagi peserta didik untuk belajar secara langsung melalui penelusuran mereka, memungkinkan mereka memahami konsep IPA secara lebih mendalam. Namun, berbagai kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan praktikum menyebabkan terjadinya kesenjangan pada outcome praktikum IPA peserta didik. Outcome ini mencerminkan pencapaian belajar yang diperoleh setelah peserta didik mengikuti praktikum IPA. Untuk mencapai tujuan tersebut harus ada pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat.
"Pendekatan yang kami pakai dalam pengembangan E-LKPD ini yaitu, Keterampilan Proses Sains (KPS) dan Hands On Activity (HOA). Adanya pendekatan keterampilan proses sains dan hands on activity sangat penting dalam praktikum. Dengan keterampilan proses sains, kita bisa lihat, memikirkan masalahnya, mencoba menebak jawabannya, dan kita bisa langsung mencoba dan melihat hasilnya dari praktikum yang kita lakukan. Terus dengan hands on activity, kita langsung mempraktekan teori yang sudah kita pelajari, mencoba cari solusinya, dan belajar keterampilan yang bermanfaat bagi pelajaran IPA," ungkap penulis
Di dalam proses sains terdapat keterampilan dan aktivitas secara langsung yang akan menjadikan pembelajaran berhasil karena memungkinkan peserta didik untuk berinteraksi secara langsung. Melalui proses sains tersebut, peserta didik belajar untuk mengamati, mengumpulkan data, menganalisis informasi, serta mengambil kesimpulan berdasarkan bukti nyata. Aktivitas langsung memungkinkan peserta didik untuk menerapkan pengetahuan mereka dalam kegiatan sehari - hari, memperkuat pemahaman mereka, serta mengembangkan keterampilan praktis seperti pemecahan masalah, kerja tim dan kreativitas. Dengan demikian, kombinasi keterampilan proses sains dan hands-on activity memberikan pengalaman belajar yang mendalam dan bermakna, mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan dunia nyata dalam pembelajaran IPA.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di beberapa sekolah, penulis menemukan beberapa permasalahan yang menghambat pencapaian tujuan praktikum IPA. Salah satunya ialah praktikum yang hanya merangsang (menstimulasi) peserta didik melalui gambar atau video, tanpa melibatkan mereka secara langsung atau menyertakan aktivitas yang dapat menarik minat sebelum praktikum dimulai. Kondisi ini menyebabkan para peserta didik merasa bosan dan kurang tertarik dalam mengikuti praktikum tersebut. Selain itu pembelajaran yang lebih fokus pada hasil eksperimen daripada proses yang dialami oleh peserta didik selama melakukan eksperimen juga menyebabkan mereka kesulitan belajar dari kesalahan serta mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
"Oleh karena itu solusi yang kita buat yaitu dengan membuat E-LKPD berbasis keterampilan proses sains dan hands on activity ini" ungkap penulis
Bersama rekan-rekan kelompok 1 program studi Pendidikan IPA Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) telah mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik digital (E-LKPD) khusus untuk praktikum IPA. E-LKPD ini sudah dikembangkan dengan memuat pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS) dan Hands On Activity (HOA) yang diharapkan dapat mengatasi  kesenjangan dalam hasil praktikum pada mata pelajaran IPA. E-LKPD ini telah dibuat dengan menggunakan platform digital yang mudah diakses oleh peserta didik serta dalam E-LKPD ini sudah dilengkapi dengan video pembelajaran, animasi, dan simulasi untuk membantu peserta didik memahami konsep ilmiah. E-LKPD ini juga dilengkapi dengan langkah-langkah praktikum yang jelas dan mudah dipahami, serta disematkannya lembar pengamatan dan analisis data guna membantu peserta didik dalam mencatat hasil praktikum mereka. Pada lembar akhir E-LKPD, dilengkapi dengan soal-soal menarik yang mendorong peserta didik untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah.
Hasil validasi E-LKPD yang telah dikembangkan kelompok penulis dari validator ahli materi dan bahan ajar serta praktisi (guru IPA) menunjukkan skor 96,2 dan 88,3 yang sudah termasuk ke dalam rentang skor 85 - 100 yang memiliki arti bahwa E-LKPD yang dibuat layak dan dapat digunakan oleh peserta didik. Dengan adanya E-LKPD ini diharapkan peserta didik lebih mengetahui mengenai konsep IPA, meningkatkan kemampuan proses sains, serta dapat memaksimalkan outcome dalam kegiatan praktikum IPA sehingga peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran dalam praktikum.
"Kami berharap agar E-LKPD ini dapat digunakan dan membantu peserta didik dalam memahami konsep IPA secara lebih mendalam serta dapat meningkatkan kemampuan mereka," ungkap penulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H