Mohon tunggu...
Muhammad Farid
Muhammad Farid Mohon Tunggu... Relawan - Pegiat Literasi

Relawan dan Pegiat Literasi; Founder: Perpustakaan Berjalan Kaohsiung; Author: Ruang Kontemplasi (2017); e-mail: adhefarid@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menulislah, Mulai dari Sekarang!

22 Januari 2016   03:48 Diperbarui: 23 Januari 2016   19:28 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah menulis laman www.kompasiana.com/adhefarid di wall facebook, secara bergantian kawan-kawan di FB memberikan respon dengan jempolnya, terima kasih atas perhatiannya. Belum ada yang memberikan komentar, mungkin kurang menarik ataukah terlalu sibuk dengan agenda masing-masing. Mencoba berpikir positif saja, namun yang membuat saya terharu, tepat dua jam pasca update status, seorang sahabat memberi respon positif, dia ingin menuliskan komentar langsung perihal tulisan yang telah terpublikasi di kompasiana. Cuman sayang, dia belum terdaftar. Setelah memberikan panduan untuk membuat akun, akhirnya komunikasi kami terputus karena "gangguan jaringan".

Sebelum gangguan tersebut, saya menganjurkan agar dia memulai menulis. Kompasiana salah satu wadah yang cukup efektif untuk memfasilitasi keinginan tersebut. Namun, dia mengungkapkan kesulitannya dalam merangkai kata-kata. Sebenarnya hampir sebagian orang mengalami kendala yang sama. Beberapa hal yang paling berpengaruh, kita selalu beranggapan tulisan yang dihasilkan tidak bagus dan khawatir akan tanggapan orang. Yang selalu ada di mindset kita, "apa yang nanti dikatakan pembaca tentang tulisan saya". Akhirnya, kita terpenjara dalam pikiran kita sendiri dan akhirnya menjadi stagnan.

Laplante (2011), dalam bukunya  technical writing mengungkapkan lima fase dalam menulis: brainstorming, drafting, revising, editing dan publishing. Sering kali, seseorang berasumsi tulisan yang dibuat inginnya langsung jadi, dan sempurna. Padahal menulis tentunya membutuhkan lima fase tersebut, namun tentunya tidak kaku harus berurutan, sangat fleksibel tergantung kondisi penulis.

Seorang teman pernah mengungkapkan, "Bila kamu sering menulis, maka lambat laun akan terbentuk style tulisan kita. Jangan pernah berpikir, hanya akan menulis bila diterbitkan di kolom "opini" sebuah surat kabar, atau dipublikasikan di jurnal saja untuk mendapatkan poin bagi dosen dan peneliti, atau hanya untuk menerbitkan buku. Hal tersebut sah-sah saja, namun bila kita menunggu, dan akan menulis bila dimuat  pada halaman opini, jurnal, atau buku. Maka yakin saja, kita tidak akan pernah bisa menulis.

Yang paling terberat dalam sebuah proses, bagaimana memulainya. Bila kita bisa merampungkan sebuah tulisan, dan dapat dibaca orang lain, maka selanjutnya yakin saja  ide-ide tersebut akan mengalir dan akan menghasilkan tulisan-tulisan berikutnya. Mengutip dari Pramoedya Ananta Toer (2005) “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

Mulailah dari sekarang, mungkin dulu kita aktif update status di FB dengan satu kalimat, meningkat menjadi satu paragraf. Alangkah indahnya, kalau mulai bergeser menulis di blog atau yang lebih praktis bisa langsung menulis di kompasiana. Sebuah asa, sebagai sahabat yang baik, tentunya kawan-kawan kompasianer dengan senang hati akan memberikan saran dan kritikan terhadap tulisan yang masuk, agar kita dapat saling memberikan support, saling menyemangati untuk tetap semangat menulis.

 

Referensi:

Ananta, T.P., 2005. Bumi Manusia. Jakarta: Lentera Dipantara.

Laplante, P.A., 2011, Technical Writing: A Practical Guide for Engineers and Scientists, Landon: CRC Press.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun