Mohon tunggu...
Adhawati Rahayu
Adhawati Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Pendidikan Karakter dalam Melengkapi Kepribadian

27 Oktober 2020   18:49 Diperbarui: 5 November 2020   15:08 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebelum membahas lebih jauh tentang pendidikan karakter, mari kita uraikan terlebih dahulu definisi dari karakter.

Karakter adalah akhlak, perilaku, atau budi pekerti yang dimiliki oleh setiap manusia dan terlihat dari cara berpikir, ataupun bertindak.
Menerapkan pendidikan karakter kepada anak sebaiknya sejak berusia 1-3 tahun, karena mengajarkan anak bagaimana bersikap atau bertindak dengan bertanggung jawab secara moral. Pada umumnya, pendidikan karakter ini dapat diterapkan dimulai dari lingkungan keluarga, seperti orang tua ataupun anggota keluarga lainnya. Setelah mengetahui definisi karakter dan pendidikan karakter, kita harus memahami pula definisi kepribadian.

Ada 4 jenis kepribadian manusia. Mari kita pahami satu persatu.
1. Sanguinis. Tipe kepribadian ini biasanya cenderung ingin menjadi pusat perhatian oranglain, memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi, senang menjalani berbagai aktifitas yang menyenangkan, dan sangat menyukai kepupoleran.Tetapi kepribadian ini sedikit mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi dan diajak dalam situasi yang serius, juga dalam mengambil keputusan biasanya berfikir kurang matang.
2. Koleris: Tipe kepribadian ini cenderung sangat suka membantu, memiliki pembawaan emosional yang tinggi, logis dan juga keras kepala.
3. Phlegmatis: Tipe kepribadian ini sangat suka bekerjasama, dan cinta damai.
4. Melankolis: Tipe kepribadian ini cenderung pendiam dan perfeksionis.

Sopan santun menjadikan seseorang berbeda dengan yang lainnya. Lalu, bagaimana cara mengajarkan sikap sopan santun aturan benar pada anak?

Ada beberapa cara untuk membangun sikap sopan santun pada anak, yaitu: Sebagai orang tua, kita harus paham dan mengerti bahwa pendidikan karakter harus dimulai sedini mungkin. Pembelajaran sopan santun harus dilakukan secara bertahap dan tanggung jawab setiap orang tua. Mengajarkan anak sopan santun akan sia-sia bila kita sebagai orangtua tidak mencontohkan kepada mereka dalam kehidupan sehari-hari. Pembentukan karakter yang sesuai norma sangat dibangun oleh lingkungan sekitar. Tiga hal sederhana yang harus kita ingat untuk mengajarkan sopan santun pada anak adalah untuk mengucapkan terima kasih, tolong, dan maaf. Ajari anak untuk mengucapkan kata "tolong" saat meminta bantuan, ucapan "terima kasih" setelah dibantu, dan ucapkan "maaf" saat melakukan kesalahan. Dalam mengajar sopan santun, tidak bisa melakukan dengan instan, perlu proses dan ketekunan sehingga benar-benar diimplementasikan oleh anak. Anak mungkin lupa tentang tata krama yang benar, namun kita sebagai orangtua yang bisa mengingatkan mereka dengan sabar. Ketika apa yang kita ajarkan, perihal sopan santun bisa diterapkan oleh anak dengan baik, berikanlah mereka pujian. Namun, jangan menyadari saat memberikan pujian karena membuat anak yang tepat untuk hadiah bukan karena manfaatnya. Memberikan perhatian serta respon pada anak dapat mendekatkan kalian, selagi kita ada di rumah, luangkan waktu untuk bermain bersama anak. Selain santai, anak pun bisa lebih menikmati ajaran-ajaran yang kita berikan. Kita bisa melatih anak tentang sikap sopan santun sesuai peran yang kita mainkan. Dalam permainan ini, kita bisa menyelipkan cara-cara menyapa orang, atau menilai orang yang lebih tua, atau menghargai pendapat orang lain. Tunjukkan pula kalau kita sangat menghargai sikap mereka yang baik dan sopan. Dengan metode ini, kita bisa mengajarkan anak dengan santai namun efektif. Kita bisa memanfaatkan situasi untuk mengajari mereka sambil membacakan dongeng. Pilihlah dongeng atau cerita yang mengandung unsur-unsur budaya dan norma sosial. Bila pesan yang kita sampaikan lebih menjurus, kita bisa digunakan dan memasukkan nilai-nilai sopan santun dalam dongeng untuk anak. Jangan buat mereka berperilaku sopan karena takut padamu sebagai orangtua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun