sedikit cerita mengenai bu Ani atau ibu SMI.Waktu itu saya mengirimkan surat untuk bisa wawancara dengan beliau. Awalnya saya tidak yakin apakah saya bisa bertemu dan mewawancarai beliau mengenai keadaan ekonomi Indonesia tahun 2004 lalu. Tapi saya tetap mengirimkan surat permohonan wawancara dengan beliau. Saya tidak berharap bisa mewawancarai beliau, karena dalam perkiraan saya, beliau pasti sangat sibuk, dan akan sangat sulit sekali mewawancarai beliau yang biasa di sapa ibu ani.
Dua minggu kemudian, saya mendapat kabar dari staf bu ani, yang mengatakan bahwa beliau bersedia untuk diwawancarai. wah, senang karena saya bisa mewawancarai menteri secara langsung di ruang kerjanya. selain iyu saya juga senang, karena sebagai orang baru di dunia jurnalistik ketika itu, saya bisa langsung mewawancarai beliau.
Waktu wawancara pun tiba, saya sudah berada di lapangan banteng, kawasan tempat si ibu ani berkantor, setengah jam sebelum waktu wawancara di mulai. saya menunggu di ruang tunggu menteri. tidak lama kemudian, terdengar suara langkah sepatu dan suara ibu ani berbicara dengan stafnya. staf ibu ani kemudian menghampiri saya. dalam pikiran saya, inilah waktu saya untuk wawancara dengan beliau.Tapi staf ibu ani berkata,"Mas tunggu sebentar ya, ibu baru sampai dari BI, sekarang ibu mau shalat (zuhur) dulu,"
saya pun menjawab,"Baik bu, saya tunggu,"jawab saya.
15 menit waktu yang saya tunggu untuk bisa wawancara dengan beliau. dan waktu wawancara pun tiba, saya diterima beliau di ruang yang mungkin itu adalah ruang rapat. karena ada meja panjang dengan dertan kursi di kedua sisinya. saya menyapa dengan ucapan, selamat siang, yang dijawab dengan beliau dengan selamat siang pula. tanpa basa-basi belia langsung bertanya,"Apa yang mau ditanya?"
saya pun langsung mengajukan pertanyaan. ternyata pertanyaan saya di jawab secara panjang lebar oleh beliau. beliau menjawab pertanyaan dengan lugas, tegas dan tepat. Ketika saya bertanya apa yang akan beliau berikan kepada pegawai yang melanggar aturan, beliaupun dengan tegas akan memberikan tindakan tegas bagi pegawai depkeu bila ketahuan melanggar aturan. dan akan memberikan reward bagi mereka yang berprestasi.
dalam wawancara itu, beliau pun berpesan kepada seluruh pegawai departemen keuangan. pesannya sangat tegas, setegas karakternya. isinya,"Integeritas kita tidak bisa digadaikan apalagi di perjualbelikan...," pesan itu menjadi judul yang saya pilih untuk rubrik wawancara.
pesan itu, bukan hanya sekedar pesan, karena beliau sendiri telah menjalankan pesan yang tidak hanya dituukan pada anak buahnya, tapi juga ditujukan pada dirinya sendiri.
tabik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H