Mohon tunggu...
Zulfril Adha Putra
Zulfril Adha Putra Mohon Tunggu... -

cuma orang biasa, gak lebih dan gak kurang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Termenung

6 Januari 2010   10:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:36 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Prihatin.Itulah yang terbersit di benak saya ketika melihat begitu banyak kata-kata Bahasa asingĀ  yang digunakan sebagian masyarakat Indonesia. Lihat saja nama komplek perumahan di Jakarta dan pinggiran Jakarta, dimana komplek-komplek yang tumbuh menjamur tersebut berhiaskan nama-nama asing. Nama-nama asing itu seolah menjadi nilai jual lebih, yang dianggap dapat menarik perhatian calon penghuni.

Tidak hanya komplek perumahan, para penyanyi di negeri ini pun tampaknya sudah enggan untuk menggunakan bahasa Indonesia di syair lagu mereka. Yang lebih memperihatinkan lagi, bahasa Indonesia sudah bercampur dengan bahasa Inggris dalam lagu mereka. Dan saya pun hanya bisa merenung, apakah bangsa ini sudah tidak punya bahasa lagi? Sehingga lebih memilih bahasa asing? Dan saya hanya bisa termenung (saja)

ini semakin diperparah pula dengan tingkah polah para pejabat pemerintahan, yang entah disengaja atau tidak, selalu menyisipkan bahasa asing dalam setiap pidato atau dalam suatu acara bincang-bincang di televisi. kenapa ini terjadi?

Saya jadi teringat perjuangan para pendahulu kita, yang memperjuangkan agara bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional, pada saat sumpah pemuda. Apa jadinya jika mereka yang telah memperjuangkan bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional Indonesia melihat keadaan negeri mereka saat ini. Entah apa reaksi mereka.

Suatu saat saya berbincang-bincang dengan seorang pria. Dia bersemangat menceritakan mengenai yayasan tempat iaĀ  beraktivitas. Cara bicaranya yang meledak-ledak sehingga pembicaraan menjadi tidak tentu arah.

dalam pembicaraan itu dia mengatakan bahwa ia sangat terbuka dengan setiap orang yang mau membantunya mengurus sebuah lembaga sosial tempat ia beraktibitas. Dan dia mengatakannya dalam bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa Inggris. Ia mengatakan,"saya sangat open to my heart buat siapa saja yang datang ke tempat saya,"

Dan sekali lagi, saya hanya bisa termenung (lagi).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun