Apa itu kesehatan mental ? Kesehatan mental merupakan bagian dari kesehatan yang terkadang dipandang remeh dan tidak bisa di lihat secara kasat mata. Mental sehat adalah ketika kita merasa sejahtera baik secara psikologis, emosional, atapun secara sosial. Menjaga kesehatan mental sangatlah penting bagi orang dewasa, anak-anak, remaja, dan orang usia lanjut. "Psikolog itu kan sebenarnya profesi ya, profesi yang ada di bidang praktisi menangani client. Apabila ada individu yang punya masalah kejiwaan dan butuh penanganan atau intervensi disitulah muncul psikolog untuk menanganinya dengan intervensi psikologis." Kata Ratih Eka Pertiwi (seorang dosen psikologi).
Seseorang yang mengalami problem psikologis masih ada kemungkinan bisa sembuh, apabila masalah yang di hadapi ringan maka ada kesempatan untuk sembuh dan bangkit tapi apabila tidak segera di intervensi maka akan jadi depresi lalu bila tidak segera di tangani akan jadi gangguan kejiwaan atau skizofrenia. Penyebabnya tidak hanya dari masalah yang tidak tertangani, namun ada juga beberapa faktor seseorang dapat terkena problem psikologis salah satunya yaitu faktor genetik, apabila ada seseorang punya riwayat keturunan gangguan kejiwaan maka ada kemungkinan nanti menurun.
Faktor genetik ini belum tentu bisa muncul, "Seperti penyakit kanker itu lo mas, misalkan ada anggota keluarga saya yang punya riwayat kanker maka saya ada kemungkinan mengidap kanker tapi apabila pola hidup saya bagus dan sehat maka kanker tersebut tidak akan muncul, sama dengan masalah kejiwaan ini apabila kita punya pola hidup yang sehat, tidur teratur, gizi makanan cukup dan olahraga maka otomatis kita belum tentu terkena skizofrenia dan tergantung apakah dia terpapar stres yang cukup besar atau yang bisa ia tangani atau tidak" ucap Nandy Agustin Syakarofath (seorang dosen prikolog). Apakah faktor genetic ini sangat berpengaruh besar untuk terjadinya problem psikologis?, Untuk persentasenya akan hal itu terjadi tidak ada yang tau karena tidak ada faktor mutlak akan hal tersebut terjadi, jadi imbang ada faktor genetis dan ada faktor stres di kehidupan sehari hari.
Stigma buruk problem psikologis
Masyarakat membuat Stigma buruk yang diberikan kepada pengidap problem psikologis, hal ini mereka dapatkan melalui pengaruh lingkungan yang buruk. Labelling, pengucilan, dan stereotip terhadap pengidap gangguan kesehatan mental membuat orang yang menderita gangguan mental memilih untuk bungkam atau tidak berkonsultasi kepada ahli. Kondisi kesehatan jiwa di Indonesia dinilai masih memprihatinkan. Data dari Riskesdas di tahun 2018 menyebutkan bahwa terdapat lebih dari 12 juta penduduk diatas 15 tahun mengalami depresi, dan lebih dari 19 juta penduduk diatas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional yang tentunya gambaran data ini akan berdampak buruk pada pembangunan Indonesia dalam waktu jangka panjang kedepannya.
Sudah sepantasnya warga Indonesia saling mengedukasi satu sama lain untuk meningkatkan awareness akan pentingnya kesehatan mental. Seluruh lapisan masyarakat harus menyadari pentingnya kesehatan mental, sebagai salah satu upaya pencegahan untuk menekan angka penduduk yang mengalami gangguan jiwa. Ada yang menyebutkan atau mengaitkan gangguan mental ini disebabkan oleh pengaruh roh jahat, dan perbuatan iblis. Kondisi ini juga dapat menyebabkan masyarakat lebih memilih pada pengobatan tradisional. Padahal pengobatan tradisional belum tentu dapat menyembuhkan penderita problem psikologis. Sebaiknya penderita dibawa ke psikiater. Perlakuan ini terjadi akibat kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terkait pentingnya kesehatan mental dan problem psikologis.
Konsep person in environment bisa menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk menyebarkan kesadaran akan kesehatan mental di Indonesia. Konsep ini menekankan pada eksistensi dan keberadaan individu yang tidak bisa terlepas dari pengaruh lingkungan sekitarnya, begitu juga individu yang secara tidak langsung memberi pengaruh terhadap lingkungan. "Kenapa seseorang tidak mengakui apabila mereka memiliki masalah psikologis? Itu karena stigma negative yang akhirnya membuat malu dan bahkan ada di beberapa lokasi terjadi pengabaian yang dimana mereka tidak mau menikahi anggota keluarga tersebut karena mereka memiliki faktor genetic pengidap skizofrenia, jadi faktor itu yang kemudian membuat seseorang takut untuk berobat dan takut untuk mencari pertolongan" Ucap Dian Caesaria Widyasari (seorang dosen psikologi).
Tren self diagnos di kalangan masyarakat
Pada era saat ini ada gangguan kejiwaan yang saat di pandang negative dan ada juga yang malah orang koar-koar dan mengaku ngaku dan pada akhirnya terjadi self diagnose khusus gangguan mental misalnya seperti Bipolar disorder. Hanya karena terdengar keren tanpa tau apa itu Bipolar disorder mereka langsung melakukan self diagnose dan mengaku ngaku bahwa mereka mengidap problem psikologis terebut karena ingin terlihat keren dan ingin di perhatikan, hal tersebut tidak di perkenankan karena kita tidak boleh melakukan self diagnose dalam hal problem psikologis.
Kita tidak bisa melakukan claim bahwa seseorang itu memiliki problem psikologis karena memang harus ada yang namanya diagnosa klinis, apabila belum ada surat keterangan resmi dari professional atau dokter jiwa maka kita atau orang tersebut tidak melakukan claim bahwa dia memiliki problem psikologis.
