Oleh: Ade Zaenudin
Bulan Ramadhan adalah bulan spesial, beberapa penandanya diantaranya diwajibkannya puasa selama sebulan, pahala dilipat gandakan, bulan yang penuh keceriaan diakhiri selebrasi idul fitri.
Spesialnya bulan ramadhan juga ditandai dengan beberapa peristiwa monumental yang terjadi, seperti persitiwa fathu makkah atau penaklukkan Kota Makkah pada tanggal 20 Ramadhan tahun 8 hijriyyah dan keberhasilan perang Badar pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke-2 hijriyyah.
Hal yang tak kalah penting yang terjadi di bulan ramadhan adalah diturunkannya Al-Quran seperti disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 185:
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانَِ
Artinya: Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa ternyata bukan hanya Al-Quran saja yang diturunkan pertama kalinya di bulan Ramadhan, tapi juga shuhuf untuk Nabi Ibrahim AS, Taurat kepada Nabi Musa AS, serta Injil kepada Nabi Isa AS.
Dari ayat tersebut kita mendapatkan pelajaran bahwa produktivitas di bulan Ramadhan diajarkan langsung oleh Allah SWT, dengan menurunkan Al-Quran bahkan beberapa sumber ajaran sebelumnya.
Kita juga mendapatkan pelajaran berharga dari Nabi Muhammad SAW bahwa puasa tidak menghentikan semangat juang saat fathu makkah dan perang Badar.
Lalu bagaimana dengan kita, terlebih kaum rebahan?
Sekali lagi, ada banyak cara untuk semakin produktif di bulan Ramadhan, sesuai dengan passion masing-masing. Terkait hal ini ada kisah relevan di masa Iskandar Dzulkarnain, seorang raja bijaksana yang namanya tertera di Al-Quran.