Mohon tunggu...
Sosbud

Memahami Karakter Motor Besar

15 Mei 2015   13:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:01 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengendalikan motor besar atau moge/motor gede, sesungguhnya tidak semudah yang terlintas dalam benak kita. Dengan bobot yang super berat dan tenaga berlimpah cirri khas moge. Ketika kita tidak mampu menyikapi, tumpahan tenaga yang meluap-luap dari silinder mesinnya akan melebihi keliaran seekor kuda trojen sekalipun.

“Jangan sekadar bisa karena biasa,” kata Jusri Pulubuhu, Praktisi Road Safety, Lead Instructor PT Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), dalam beberapa kesempatan menyampaikan materi Coaching Clinic yang diselenggarakan Harley-Davidson Club Indonesia (HDCI Bandung) dan Mabua Harley-Davidson Indonesia.

Pergerakan awal yang kasar akan menggetakan motor dengan kerat ibarat entakan artileri yang tidak dapat dibendung, jarak pengereman motor besar akan membedakannya dengan motor-motor lainnya. Jika tidak disikapi tepat, membuat pengendaranya akan mengalami kesulitan.

Demikian pula saat ia diajak bermanuver, momentum-momentum yang terjadi lebih terasa, seakan-akan ia sulit dikendalikan. Dengan dua rodanya yang segaris, saat motor bergerak ia tidak pernah memiliki kestabilan dalam waktu sekecil apapun. Ketika sepeda motor terkendali dapat diarahkan dan diberhentikan sesuai keinginan pengendara, sesungguhnya sipengendara telah melakuan keseimbangan yang baik.

Berkendara moge sekelas Harley-Davidson apa pun tipenya, berbeda dengan motor biasa. Oleh karena itu, para bikers harus lebih dahulu paham dengan moge yang ditungganginya. Bobot moge jelas berbeda dengan motor biasa, karakter mesin mogejuga beda karena lebih responsif. Selain itu, karakter mesin lebih bertenaga, pengereman bisa lebih pakem bisa tidak (tergantung jrnis motor) dan kemampuaun steering (radius putar) juga berbeda.

Disamping itu, karakter masing-masing motor pastinya berbeda walaupun merek, tipe, dan tahun yang sama yang sama. Biker yang bijak harus menggunakan akal sehatnya ketika berencana mengendarai mogenya. Mereka harus menguasai dan memahami motornya secara maksimal dan pada dasarnya mengoperasikan sepeda motor dijalan raya jangan sekadar tau dan setengah-setengah.

Jangan hanya bisa karena bisa, menurut penelitian mengendarai motor dijalan raya adalah aktivitas fisik yang sangat berbahaya dan berpeluang tinggi terlibat kecelakaan. Penyebab kecelakaan yang sering terjadi dan berulang dikalangan para pngendara moge pada umumnya sangat klasik. Antara lain disebabkan melaju melebihi kondisi, penyeberang jalan yang muncul tiba-tiba, permukaan jalan licin ada oli/pasir, pengguna jalan lainnya yang memotong tiba-tiba, kendaraan lain mengerem atau berbelok dengan tiba-tiba, jalan berlubang/rusak, dan keletihan. Jika disimpulkan, penyebab kecelakaan adalah kegagalan seseorangdalam mengantisipasi situasi bahaya yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun