MRT singkatan dari Mass Rapid Transit dan Light Rail Transit atau LRT sendiri sebenarnya sudah cukup banyak digunakan oleh negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Filipina sebagai moda transportasi andalan. Melansir dari Quora, LRT pertama kali kali digunakan di Manila, Filipina pada tahun 1984 setelah sebelumnya digagas oleh mantan Presiden Ferdinand Marcos. Sementara itu, MRT sendiri pertama kali hadir di Singapura pada tahun 1987.
Seiring dengan perkembangan perekonomian yang semakin meningkat dan pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin tinggi, maka dampak masalah yang terjadi berbanding lurus dengan keadaan tersebut. Salah satu masalah yang terjadi adalah bertambahnya kendaraan  milik pribadi seperti motor dan mobil. Dengan adanya MRT, masyarakat menjadi punya alternatif selain menggunakan kendaraan bermotor pribadi. Sehingga menjadikan sumber penyumbang polusi udara berkurang.
Keberadaan MRT dapat meningkatkan mobilitas warga dengan waktu tempuh yang singkat tetapi juga terhadap pertumbuhan bisnis property. sektor transportasi juga ikut terkena dampak yaitu Sebagai angkutan massal berbasis rel, MRT dan LRT membutuhkan moda transportasi penunjang untuk memudahkan konektivitas pengguna ke tempat tujuan. Sek ktor tenaga kerja. Dengan adanya MRT pemberi dan pencari kerja menjadi lebih mudah.
 Kehadiran Mass Rapid Transit  (MRT) atau Moda Raya Terpadu diyakini mampu menjadi salah satu solusi menekan angka kemacetan lalu lintas di ibu kota. Terlebih moda transportasi tersebut juga terintegrasi dengan moda transportasi lain seperti Bus Rapid Transit(BRT) dan Light Rapid Transit (LRT).
Presiden Joko Widodo meresmikan secara langsung operasional MRT Jakarta, Minggu (24/3) bertempat di Bundaran Hotel Indonesia. Sebelumnya, PT. MRT Jakarta melaksanakan uji coba publik dengan kuota mencapai 50.000 penumpang per hari. Selama uji coba tersebut, masyarakat dapat menikmati berbagai fasilitas dan fitur yang ada di seluruh stasiun seperti ruang menyusui, mushola, toilet untuk penyandang disabilitas, hingga lift bagi penumpang prioritas.
MRT Jakarta nantinya menargetkan 65.000 penumpang dapat terangkut setiap harinya. Angka tersebut diharapkan terus meningkat hingga 130.000 penumpang per hari. Dalam satu rangkaian kereta terdiri dari enam gerbong kereta dengan kapasitas penumpang sejumlah 1.900 orang. Ada sebanyak 14 rangkaian kereta yang beroperasi pada masa operasi komersial, dan dua rangkaian lainnya jadi cadangan.
"MRT bukan menjadi satu-satunya solusi untuk mengatasi stagnasi kendaraan di ibu kota, namun kehadiran MRT ini setidaknya mampu mengurangi beban jalan raya yang selama ini dipadati oleh kendaraan pribadi. Sebelumnya telah ada terlebih dahulu Transjakarta dan Kereta Rel Lisrik (KRL),
Kesiapan MRT sudah mencapai 99% sebelum beroperasi secara komersial. Proyek bernilai Rp16 triliun tersebut diasumsikan dapat melayani sekitar 130 ribu penumpang setiap hari.MRT mempersiapakan sebanyak 16 rangkaian kereta dengan enam gerbong di setiap rangkaian. Setiap rangkaian diperkirakan dapat menampung sekitar 1.200-1.800 penumpang. Pendanaan Proyek MRT Fase I dan II berasal dari 49% Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan 51% APBD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. INRIX Global Traffic Scorecard menempatkan Jakarta diurutan ke-12 sebagai kota paling macet di dunia.Badan Perencanaan Pembangunan Nasional memperkirakan kemacetan tersebut menimbulkan kerugian senilai US$5 miliar atau setara Rp67,5 triliun per tahun.
MRT akan menambah pilihan moda transportasi massal yang sudah tersedia di ibukota, yaitu KRL dengan kapasitas 1,2 juta orang per hari dan Busway dengan kapasitas 1 juta orang per hari. "MRT ini betul-betul akan mentransformasikan Indonesia khususnya Jakarta menjadi masyarakat modern.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H