Jika konflik terjadi, tidak hanya akan mengancam kedaulatan Indonesia, tetapi juga dapat mengganggu jalur perdagangan internasional yang melewati kawasan tersebut.
Perlambatan Ekonomi Global
Perlambatan ekonomi global akibat ketidakpastian geopolitik, pandemi, dan krisis finansial menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sektor ekspor, terutama komoditas, sangat rentan terhadap penurunan permintaan global.
Dampaknya, investasi asing menurun, pengangguran meningkat, dan daya beli masyarakat tertekan. Hal ini bisa memperlambat upaya Indonesia untuk mencapai status negara maju.
Disrupsi AI
Kehadiran teknologi kecerdasan buatan (AI) membawa peluang besar, tetapi juga tantangan serius. AI dapat menggantikan pekerjaan manusia di berbagai sektor, seperti manufaktur, pelayanan pelanggan, dan logistik. Hal ini berpotensi meningkatkan pengangguran jika tenaga kerja tidak siap menghadapi perubahan
Ancaman Pandemi Baru
Pengalaman pandemi COVID-19 menunjukkan bahwa dunia, termasuk Indonesia, rentan terhadap ancaman penyakit menular baru. Urbanisasi yang cepat, perubahan lingkungan, dan mobilitas global meningkatkan risiko munculnya pandemi baru. Selain itu, munculnya virus-virus baru, seperti yang berasal dari zoonosis atau penyebaran lintas spesies, menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Perubahan ekosistem akibat deforestasi, perdagangan satwa liar, dan perubahan iklim turut memicu munculnya patogen baru yang dapat menyebar dengan cepat melalui berbagai cara
Terbatasnya Waktu Bonus Demografi
Bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif lebih besar dari usia non-produktif, adalah peluang besar bagi Indonesia, tetapi juga menghadirkan tantangan serius. Jika tidak dimanfaatkan dengan baik, bonus ini dapat menjadi beban ekonomi karena tingginya pengangguran akibat kurangnya lapangan kerja. Selain itu, rendahnya kualitas pendidikan dan pelatihan kerja dapat menyebabkan ketidaksesuaian keterampilan dengan kebutuhan industri. Ketimpangan akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, terutama di luar Jawa, memperburuk situasi, sehingga bonus demografi yang berakhir pada 2035 berisiko gagal menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
Meningkatnya populasi