Mohon tunggu...
Ade Surya Prasetyo
Ade Surya Prasetyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Udayana

I am an Economics student with a passion for driving growth and innovation in the business sector. Known for my analytical mindset and interpersonal skills, I thrive in dynamic environments where I can collaborate with diverse teams to create impactful solutions. From my experience in financial management and business development, I’ve honed my abilities in strategic planning, stakeholder management, and effective communication. My hands-on involvement in smart city initiatives and market analysis has deepened my understanding of how innovative solutions can shape communities and drive meaningful change.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Tantangan Serius Indonesia di Masa Depan

20 Januari 2025   09:51 Diperbarui: 20 Januari 2025   09:51 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potensi ancaman konflik di Natuna Utara (Sumber: Kompas)

Mantan Presiden RI Joko Widodo menyampaikan pada 7 oktober 2023 "Tantangan ke depan itu bukan semakin ringan, tetapi semakin berat. Dunia sedang tidak baik-baik saja. Ada perang, perubahan iklim, krisis pangan."

Indonesia, sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, menghadapi berbagai tantangan serius di masa depan. Tantangan-tantangan ini berasal dari perubahan iklim, dinamika geopolitik, perkembangan teknologi, hingga perubahan demografi. Jika tidak dikelola dengan baik, berbagai masalah ini dapat menghambat pertumbuhan dan stabilitas negara. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang perlu mendapat perhatian serius:

Perubahan Iklim

Perubahan iklim membawa dampak signifikan terhadap sektor pertanian Indonesia. Naiknya suhu, perubahan pola curah hujan, dan meningkatnya frekuensi bencana alam seperti banjir dan kekeringan mengancam produksi pangan. Akibatnya, Indonesia menghadapi risiko ketahanan pangan yang semakin serius.

Ketergantungan pada impor bahan pangan seperti gandum dan kedelai juga memperburuk situasi. Ketika produksi domestik terganggu, harga pangan menjadi sangat rentan terhadap fluktuasi pasar global, yang dapat memengaruhi daya beli masyarakat.

Konflik bersenjata Russia dan Ukraina

Perang antara Rusia dan Ukraina telah mengganggu rantai pasok global, terutama untuk komoditas seperti gandum, jagung, dan minyak bumi. Dampaknya, harga pangan dan energi melonjak, memicu inflasi yang berdampak langsung pada ekonomi Indonesia.

Sebagai importir energi, Indonesia juga terkena dampak kenaikan harga minyak global. Ketergantungan pada bahan bakar fosil memperbesar risiko ini, terutama jika konflik berkepanjangan.

Potensi Konflik Bersenjata di Laut Natuna Utara

Laut Natuna Utara, bagian dari Laut Cina Selatan, adalah kawasan strategis yang sering menjadi pusat ketegangan geopolitik. Klaim tumpang tindih antara beberapa negara, termasuk Cina, meningkatkan risiko konflik bersenjata di wilayah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun