Mohon tunggu...
Ade Surya Prasetyo
Ade Surya Prasetyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Udayana

I am an Economics student with a passion for driving growth and innovation in the business sector. Known for my analytical mindset and interpersonal skills, I thrive in dynamic environments where I can collaborate with diverse teams to create impactful solutions. From my experience in financial management and business development, I’ve honed my abilities in strategic planning, stakeholder management, and effective communication. My hands-on involvement in smart city initiatives and market analysis has deepened my understanding of how innovative solutions can shape communities and drive meaningful change.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Beberapa Negara Maju Sementara Lainnya Tertinggal?

11 Januari 2025   22:51 Diperbarui: 11 Januari 2025   22:51 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Why Nations Fail oleh Daron Acemoglu & James A. Robinson

Buku "Why Nations Fail" karya Daron Acemoglu dan James Robinson membahas alasan di balik keberhasilan atau kegagalan suatu negara dengan mengangkat pentingnya peran institusi dalam membentuk masa depan suatu negara. Dalam buku ini, penulis menyoroti bagaimana institusi politik dan ekonomi memengaruhi kemakmuran atau kemiskinan sebuah negara.

Daron Acemoglu, seorang Profesor Ekonomi di MIT, dikenal atas kontribusinya dalam analisis peran institusi dalam pembangunan ekonomi, terutama hubungan antara politik dan ekonomi. Karyanya menjadikannya salah satu pemikir terkemuka di dunia ekonomi.

James Robinson, Profesor Ilmu Politik di Harvard University, fokus pada peran institusi politik dalam menentukan kemajuan suatu negara. Penelitiannya menganalisis bagaimana kebijakan publik dan sistem politik memengaruhi pembangunan ekonomi dan sosial.

Keduanya memiliki latar belakang akademis yang kuat dan pengalaman panjang dalam penelitian mengenai peran institusi dalam kesuksesan atau kegagalan negara. Mereka menggabungkan wawasan ekonomi dan politik untuk menjelaskan pengaruh struktur institusi terhadap kemajuan suatu negara.

Menurut Acemoglu dan Robinson, perbedaan antara negara-negara yang berhasil dan gagal tidak terletak pada faktor geografis, budaya, atau sumber daya alam, melainkan pada jenis institusi yang ada di negara tersebut. Mereka berargumen bahwa negara-negara yang berhasil memiliki institusi inklusif, yang memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh warga negara untuk berinovasi, bekerja, dan membangun kekayaan. Sebaliknya, negara-negara yang gagal cenderung memiliki institusi eksklusif, yang memusatkan kekuasaan dan kekayaan pada segelintir orang, menghambat perkembangan ekonomi, dan memperburuk ketimpangan.

1. Perbedaan Institusi: Inklusif vs Eksklusif

Institusi inklusif memberikan kesempatan yang setara bagi semua individu untuk berinovasi, berpartisipasi dalam ekonomi, dan mengakses pendidikan serta layanan yang berkualitas. Dengan sistem hukum yang adil dan pasar yang terbuka, institusi inklusif menciptakan iklim yang mendukung pertumbuhan dan distribusi kekayaan yang lebih merata. Semua lapisan masyarakat, baik pengusaha besar maupun kecil, diberi peluang yang sama untuk berkembang. Hal ini mendorong peningkatan daya saing, menciptakan lapangan kerja baru, dan menghasilkan inovasi yang memperkuat perekonomian secara keseluruhan.

Sebaliknya, institusi eksklusif hanya memberi akses kepada segelintir elit untuk mengendalikan sumber daya dan kekuasaan. Dengan memusatkan kontrol ekonomi dan politik pada kelompok tertentu, institusi eksklusif menghalangi sebagian besar penduduk untuk berpartisipasi dalam ekonomi. Akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang pekerjaan terbatas bagi mereka yang tidak termasuk dalam kelompok elit. Kondisi ini menciptakan kesenjangan sosial yang besar dan menghambat perkembangan masyarakat secara luas. Tanpa adanya kesempatan yang setara, inovasi terbatas, dan ekonomi pun mengalami stagnasi, karena hanya sebagian kecil yang dapat memanfaatkan potensi penuh yang ada di masyarakat.

Ketimpangan ini memperburuk ketidakadilan dan memperlambat pertumbuhan ekonomi, karena mayoritas tidak dapat berkontribusi sepenuhnya dalam pembangunan ekonomi. Pada akhirnya, negara yang memiliki institusi eksklusif cenderung mengalami stagnasi dan kesulitan dalam mencapai kemakmuran yang berkelanjutan.

2. Sentralisasi Politik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun