Majas yang menggambarkan sebagian subject untuk mewakili unsur keseluruhan. Gaya bahasa ini saya rasa tepat untuk men deskripsi kan eksistensi messi di barcelona. Messi adalah Barcelona. Selama tidak cedera, haram hukumnya Messi tidak dimainkan. Siapapun pelatihnya, apapun kejuaraannya, Messi selalu mengisi line up utama Barcelona.
Succes is result, kata motivator. Mengaca kepada idom tersebut, 30 gelar lebih dalam kurun 14 tahunan ber karier di barcelona, adalah kenyataan fenomenal kesuksesan yang dipersembahkan Messi untuk  Barcelona.
Namun bila kita menoleh kepada timnas argentina, seperti mesin bingo yang baru saja terkena jackpot. Isinya..... beberapa koinan receh!!!!!!!! "Hanya" juara dunia junior di tahun 2005 bukanlah sesuatu yang membanggakan (kalo tidak dianggap memalukan).
Secara materi team, bila mengomparasikan kualitas Barcelona dan Argentina, hampir tidak ada perbedaan yang signifikan. Tetapi bilamana berbicara soal mentalitas, ini akan menjadi cerita yang berbeda.
Xavi Hernandes, Andres Iniesta, Gerrard Pique, Ivan Rakitic dan sederet pemain berkelas lainnya memberikan sokongan yang dibutuhkan Messi. Tidak lupa juga Pep, Vilanova, Tata Martino sampai dengan Valverde, mereka membangun skema permainan dengan tiktik akhir Messi. Perlu di ingat, semua nama yang tertera tadi, baik yang di dalam lapangan atau di pinggirnya, adalah individu dengan kualitas paripurna. Mereka rela mengesampingkan ego personal demi Messi. Mereka memahami (tidak hanya menyadari saja), Â bahwa MESSI = KESUKSESAN. Yang tidak mengerti faham ini....... pergi saja!! Persis seperti yang terjadi terhadap Ibra, yang coba coba mengusik faham yang sudah terbukti valid membawa kesuksesan.
Sayangnya di timnas argentina, dongengnya berbeda. Dengan pemain yang memiliki kapasitas setara  dengan barcelona, seperti sulit men destilasi visi permainan untuk Messi. Aguerro, Higuain, Dybala, Cambiasso, Banega serta deretan pemain pemain kelas wahid, tetap saja tidak mampu memunculkan terjemahan permainan yang tepat untuk Messi di Tim Nasional. Sang demi God (Manusia setengah dewa) Maradona, pernah mencoba menengahi di tahun 2010. Lalu tata Martino yang pernah menangani barcelona, dicoba di tim nasional. Fail!!!! Hanya Alejandro Sabela yang "nyaris" berhasil. Sayangnya, NYARIS saja di pagelaran piala dunia tidaklah cukup untuk sebuah negeri yang memiliki 2 titisan dewa di jagat sepakbola. Nyaris menjadi juara, masuk final dan dikalahkan oleh jerman, tetap saja aib!!!!
AFA tidak tinggal diam. Mereka nekat membajak Sampaoli yang sedang asyik menikmati reruntuhan arena colloseum di kota roma bersama totti. Orang Uruguay itu pernah dua kali beruntun mengalahkan Messi dalam copa America. Sehingga saking frustasinya, Messi sempat menyatakan pensiun dari tim nasional. Bayangkan, memanggil orang Uruguay untuk melatih argentina, itu ibarat orang orang syiah meminta fatwa dari seorang sunni!!! Asal kalian paham, Sepakbola di Argentina sudah seperti agama. Atau minimal sekte yang beranggapan bahwa seorang pendek gempal dan pernah kecanduan Narkoba, sama sakral nya dengan dewa Syiwa. Namun hasilnya pun sama, seperti kita lihat kemarin saat Argentina dibantai Croatia, terluka dan tertatih untuk sekedar lolos dari penyisihan Group. Sungguh Aib!!
Messi yang seolah sudah menjadi identitas Barcelona, tetap saja bukanlah representasi puncak dari Argentina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H