Mohon tunggu...
Ade SetiawanSimon
Ade SetiawanSimon Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Trip

Para Backpacker Ayo ke Sumba, Pulau Wisata Eksotik Ramah di Kantong

4 Maret 2023   13:19 Diperbarui: 4 Maret 2023   13:27 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nusa tenggara timur sebagai salah satu provinsi di Indonesia dengan seribu seratus Sembilan puluh dua pulau yang tersebar pada perairan laut Sawu mesti masuk dalam list sebagai destinasi wajib dikunjung oleh para backpacker pencinta eksplorasi alam dan budaya, tak muluk-muluk untuk menggambarkan NTT; Pulau-pulau di NTT adalah surga yang jatuh tercecer dari tangan Tuhan pada tenggara nusantara. Sebagai orang Indonesia kita mesti berbangga memiliki pulau-pulau eksotik dengan udara segar dan laut biru menghampar pada bibir pantai pulau di wilayah timur Indonesia ini.

Nusa Tenggara Timur adalah provinsi dengan pulau-pulau ajaibnya yang takan pernah teman-teman backpacker temukan dibelahan bumi mana pun, ketika melintas melewati selat Sape, kalian akan disambut etalase pariwisata NTT yang mendunia; pulau Komodo dan Labuan Bajo yang kini mulai mendunia. Menyusuri punggung-punggung bukit pulau Flores kalian akan disuguhkan dengan pemandangan mata yang cukup kalian nikmati dan kagumi sendiri tanpa perlu diabadikan, udara dan sepoi angin dihembuskan alam Flores membuat kita seketika melupakan rutinitas yang kita tinggalkan di belakang. Mengunjungi Wae Rebo dan bertemu pendudukanya membikin kita serasa masuk dalam secuil damai surga, meresapi aura bung Karno di kota Ende tempat lahirnya Pancasila, mengagumi danau Kelimutu dengan nyanyian sambutan burung arwah Garugiwa, menyebrang ke sisi timur pulau Flores kita bisa bertemu  Lamafa para pria pemburu ikan paus di ujung pulau Lembata dan pada bulan berburu jika beruntung kita dapat mengikuti tradisi ritual berburu  oleh masyarakat Lamakrea  dan menyaksikan para Lamafa menarik hasil buruannya ke daratan. Serta masih banyak lagi cerita alam dan masyarakat lokal di wilayah kepulauan Alor, Timor, Rote dan Sabu.

Namun pada kesempatan ini saya akan mengajak para backpacker berkunjung pada sebuah pulau di barat daya Nusa Tenggara Timur; melihat alam dan masyarakat, menyelam pada dasar-dasar sungai beraliran jernih nan biru, menapaki kaki pada lorong-lorong kampung adat, merasakan sapuan kaki pada pasir putih di bibir pantai yang bersih, menyapa warga lokal yang ramah, mengecap sirih pinang tanda persaudaraan dan membayangkan betapa  eksotis pulau yang satu ini, nama pulau itu adalah Sumba. Sebagian pembaca dan para backpacker sudah pasti tak asing dengan pulau Sumba, keindahan pulau ini sudah terekspos luas di dunia maya serta beberapa film produksi dalam negeri dengan latar pulau Sumba, dunia telah mengakuinya; bahkan mobil sport Ferrari memperkenalkan produksi mobil baru mereka dengan latar belakang padang sabana pulau Sumba.

Image: Pantai Walakiri Sumba Timur (doc. Pribadi)
Image: Pantai Walakiri Sumba Timur (doc. Pribadi)

Setidaknya ada ada empat gerbang pintu masuk pulau Sumba; dua Pelabuhan laut dan dua bandara. Bila anda adalah seorang pencinta motoran ada baiknya berkendara terlebih dahulu menysuri Labuan Bajo hingga sampai ke Aimere di kabupaten Bajawa; pilihan ini baik, setidaknya dengan melakukan perjalanan ini kita sudah bisa mengunjungi sebagian dari pulau Flores. Dari Aimere para backpacker dapat menyebrang menggunakan kapal fery menuju Waingapu pada sisi timur pulau Sumba, untuk satu tiket penyebrangan berkisar pada harga seratus ribu rupiah sementara bagi para backpacker yang menggunakan motor maka untuk satu tiket penyembrangan dibandrol dikisaran harga empat ratus ribu, harga tersebut  sudah termaksud dengan si pengendara; bagaimana lumayan hematkan. Sementara bagi yang senang bepergian menggunakan modatransportasi udara, kalian tinggal pilih mau memulai petualangan seru kalian dari mana, bisa melalui Waingapu di Sumba Timur atau  Tambolaka di Sumba Barat Daya. Kali ini saya coba jadi pemandu para backpacker yang bingung memulai petualangan dari mana, saya sarankan anda memulai dan mengakhir semua petualangan anda dari Waingapu. Mengapa, Penerbangan menuju ke pulau Sumba saat ini tak begitu banyak pilihan, layanan maskapai di bandara Waingapu pun tidaklah dua puluh empat jam, setidaknya penerbangan terakhir ke pulau ini akan berakhir pada petang hari, namun setiap hari sedari pagi bandara ini sudah sibuk menerima kunjungan teman-teman semua yang ingin bersentuhan dengan Sumba, selain itu memilih memulai dan mengakhiri semuanya dari Waingapu juga sebagai gerakan penghematan bagi segenap  pencinta backpacker.

Saat semuanya baru dimulai, kita baru saja keluar dari kabin pesawat atau dari geladak kapal ketika hawa panas menyeruak menerpa wajah kita dengan sekelibat aroma kulit pohon cendana mampir pada hidung, selamat datang di pulau Sumba. Pulau yang pernah ditumbuhi liar rerimbunan pohon cendana yang kini bersembunyi dibalik rumpun pohon besar nan lebat di tengah hutan Tana Daru, rupanya mereka takut ditumpas para pemburu dan pedagang untuk kemudian diangkut dan diperdagangkan ke India, Timur Tengah, Cina hingga Eropa pada tempo dulu; jejak-jejak sejarah peradaban orang Sumba ini dapat kita temukan dari motif-motif tenuntan masyarakat setempat yang mengisahkan pembabakan sejarah mereka bertemu dengan budaya dan dunia luar.

Image: Pantai Walakiri Sumba Timur (doc. Pribadi)
Image: Pantai Walakiri Sumba Timur (doc. Pribadi)

Setiba di Waingapu, sepanjang jalan di wilayah Matawai dapat para backpacker temukan penginapan-penginapan murah yang sangat ramah dikantong bagi para pelancong selain itu juga terdapat pusat jajanan dan kuliner murah meriah, tentunya tak buat kantong kita sobek. Di kota waingapu kita langsung dapat mengunjungi pusat budaya dan kerajinan masyarakat adat kampung Raja Prailiu, para warga kampung adat Prailiu dengan ramah akan meladeni antusias setiap pengunjung yang hanya sekedar datang berswafoto dan bercerita dengan penduduk setempat atau ingin membeli cindramata di kampung adat tersebut. Tak jauh dari pusat kota, sekitar tiga puluh menit ke barat kota Waingapu, para backpacker dapat berjumpa dengan pantai purkambera, sensasi pasir putih bersih serta rayuan ombak yang menggulung ke bibir pantai dengan biru laut di tepian tak akan sanggup bagi para pengunjung untuk tidak tergoda ekstotiknya. Bila waktu mu masih tersisa di penghujung hari, para backpacker dapat melipir ke wilayah barat kota Waingapu waktu tempunya pun sama sekitar tiga puluh menit untuk pergi menyapa para pohon bakau yang tumbuh kerdil secara alami di pantai Walakiri; seusai berswafoto kita dapat beristirahat pada pasir di bibir pantai yang sedang surut sambil menanti jatuhnya surya pada ufuk ditemani seruput air kelapa muda hasil dari tanah pulau tropis di timur, nikmatnya hidup ini. Oiya para backpacker, saya sarankan kalian memilih penerbangan pertama ke Sumba untuk dapat menikmati hari pertama di Waingapu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun