Semburat sinar matahari baru saja menembus pelataran rumah keluarga Chen Hui, melintasi sederet pegunungan di Chenha, hari itu adalah hari pertama mengawali awal tahun.
Di rumah keluarga besar Chen Hui tampak sibuk sejak malam sebelumnya, Xuan Zang juga hadir di rumah, mereka sibuk bebenah dan mendekorasi rumah serba ornament merah sementara ibu dan ipar Xuang Zang tampak tekun dibelakang rumah mempersiapkan sajian untuk perayaan tahun baru, sesekali Xuan Zang pergi ke belakang membantu ibu dan saudari perempuannya mengumpulkan kayu api dan merapikan dapur.
Hari itu formasi keluarga tampak lengkap, ibunya tampak girang karena tahun ini anak bungsu dari empat orang anaknya dapat berkumpul bersama mereka merayakan imlek terkecuali si sulung yang menetap di salah satu biara pertapaan.
Ayah Xuan Zang sudah lama meninggal saat Xuang Zang baru beranjak remaja tahun, Chen Hui adalah seorang administrator di wilayah Jiangling pada masa dinasti Sui.
Ketika fajar menyingsing semua anggota keluarga telah bersiap menuju klenteng di wilayah Chenha, Langkah ibu tampak riang mendahului anak dan menantunya sementara Xuan Zang bersama saudara lainnya mengikuti langkah ibu dari belakang.
Setelah melakukan penghormatan, mereka kembali ke rumah, tampak dipelataran, bocah-bocah kecil, cucu Chen Hui sudah mengenakan seragam baru serba merah, baju-baju itu dipesan ibu dari salah satu penjahit terbaik di desa, dari kejauhan bocah-bocah berbaju merah seperti ornamen pelengkap imlek tahun ini bagi ibu.
Mereka berlari ke sana ke mari sambil memantik petasan yang meledak-ledak seperti letupan kayu bakar basah pada tukung di dapur ibu. Senyum tersungging dibibir ibu yang diberi gincu sebelum ke klenteng, ia nampaknya bahagia.
Saat ini tahun 627 menurut penanggalan cina, berdasarkan perhitungan tahun ini jadi keberuntungan bagi Xuan Zang karena bertepatan dengan perhitungan astronomi cina yakni Shio Anjing yang merupakan Shio keberuntungannya.
Rumah tampak ramai, masyarakat di kampung berkumpul dipelataran rumah keluarga Chen Hui, tampak ibu sibuk membagikan panganan dan manisan yang sudah disiapkannya sejak tengah malam tadi, maklum saja keluarga Chen Hui cukup terpandang dikalangan masyarkat setempat. Suasana jadi tampak berbeda dengan kehadiran Xuan Zang si biksu muda dari biara di Chengdu.
Ini jadi pengalaman pertama baginya sejak terakhir kali ia merayakan imlek bersama keluarga lima belas tahun yang lalu. Ibu Xuan Zang merekam dalam ingatan tentang si biksu muda itu, ia bercerita "sedari kecil ayah Zang mengajarkan padanya membaca dan menulis, kau seperti bapa mu. Lebih memilih bersembunyi di ruang kerja ayah untuk membaca tulisan-tulisan pada gulungan kertas itu.