Mohon tunggu...
Ade SetiawanSimon
Ade SetiawanSimon Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perang di Marathon

11 Januari 2023   13:37 Diperbarui: 11 Januari 2023   13:44 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Jhonatan Spargue /https://www.runnersworld.com/runners-stories/a20836761/the-real-pheidippides-story/ 

Ionia porak poranda dihajar pasukan Persia dan memukul mundur pejuang Ionian berserta pasukan Yunani dan Eritrea di bawah komando Jendral Eualkides, mereka  kocar kacir meninggalkan barisan ketika pasukan dalam perjalanan pulang dari Sardis dan dicegat orang-orang Persia. Para pasukan Ionian ini lari berpencar menyelamatkan diri dari serangan kaveleri Persia, mereka mencari perlindungan di wilayah yang lebih aman atau sekedar bersembunyi dipegunungan untuk mengumpulkan kembali para pejuang yang terpencar dan menyusun rencana serangan balasan.  

Namun sayang serangan balasan untuk mengembalikan kemenangan yang diharap-harapkan tak juga kunjung datang setelah wilayah sekitar Ionia berhasil diamankan oleh pasukan Persia. Darius merasa geram terhadap ulah orang-orang Yunani yang suka mencampuri dan terlibat dalam urusan dalam negeri kerajaan Persia, orang-orang Yunani itu berusaha mendanai serta membekali angkatan perang pejuang Ionian dalam usaha memerdekakan diri dari Persia yang lalim.

Tak mengherankan bila banyak koloni-koloni Persia berusaha melepaskan diri dari cengkraman dan pendudukan bangsa Persia. Para penduduk kota dan pemimpinnya mulai gelisah dengan pungutan pajak raja yang mencekik serta perlakuan terhadap warga mulai dari penyitaan  harta benda, hasil panen serta anggota keluarga yang diangkut paksa ke dalam kerangkeng untuk di jual atau dijadikan budak.

Di seberang lautan Ionia warga kota Athena dan Sparta tampak beraktifitas di luar  rumah, musim sedang berganti di Yunani, siang hari akan menjadi terik dan warga bebas melakukan kegiatannya di ladang, di pasar, di lapangan latih milik raja serta di padang untuk menggembalakan kawanaannya. 

Matahari masih diperaduaan tenggelam dikedalaman laut Aegea seolah ditahan para Nimfa laut, para peri laut anak-anak Doris, menahannya menyumbul ke udara, Pheidippides anak  Phedippos, pemuda asal Athena sedari tadi bangun merapikan tilam tipis yang terasa sakit untuk ditiduri, lalu pergi menuju dapur belakang rumah, mengayuh air dalam gentong kerambah, dibasuh wajahnya dan menenggak air dari cedokan serta menuangkan air ke dalam kirbat, wadah penyimpan air dari kulit binatang. 

Ia berlalu menuju kamar, mengenakan tunik putih lusuh termakan waktu dan sinar matahari, mengikat kasut bertalinya serta menyelempangkan kirbat dan tas kecilnya tempat menyimpan sepotong roti sisa semalam serta surat dari Epnymos archn magister atau setara walikota si Miltiades anak Kimon Koalemos seorang terpandang di Athena karena ketrampilannya mengendarai kereta perang.

Dipadamkannya dian penerang di sudut kamar itu lalu beranjak sebentar ke bilik sebelah tempat ibu dan adik kecil perempuannya yang sedang tertidur pulas menunggu jago membangunkan mereka, ayahnya Phedippos sedang menghalau kawanan domba peliharaan mereka di sabana, para gembala akan kembali ke kampung mereka bersama dengan kawanannya pada hari ke lima puluh pada musim panas dan bergegas mengumpulkan pakan ternak di peternakan mereka karena musim akan segera berganti menjadi dingin dan kering.

Setelah sejenak melihat kedua perempuan kesayangannya Pheidippides bergegas keluar dari rumah dan berlari kecil melintasi lorong pedesan yang masih senyap, Cuma nyala obor depan rumah penduduk menjadi penerang di gang pedesaan itu. Sesekali ia bertemu dengan para tukang roti yang sejak subuh sudah sibuk mengaduk dan membakar adonan roti mereka, serta para pekerja dikilang penggilingan gandum yang sibuk mengumpulkan tepung ke dalam karung-karung.

Tibalah  Pheidippides di gerbang pedesaan, direnggangkan otot dan tulang-tulangnya yang menonjol keluar dengan sedikit otot menyembunyikan tonjolan rangka tubuhnya. Pheidippides akan berlari sejah dua ratus empat puluh kilometer menuju barat ke wilayah Laconia di Sparta, Pheidippides berlari seperti seorang prajurut Athena di kejar anak panah prajurit Persia. Mula-mula Pheidippides berlari di bawah Cahaya remang  Mentari yang menyorot punggung kokohnya, ia menyusuri pesisir Eleusis. 

Tuniknya kian lengket basah pada kulit, pasir pantai Eleusis menempel pada kasut dan kakinya seolah ingin menahan Langkah kaki-kakinya yang kokoh. Tirik dipesisir Elueusis ditinggalkan di belakang, Pheidippides terus berlari sambil sesekali membuka kirbat yang menggantung dipinggangnya untuk menenggak air seperlunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun