Mohon tunggu...
Ade SetiawanSimon
Ade SetiawanSimon Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tiga Raja dari Timur

8 Januari 2023   18:59 Diperbarui: 8 Januari 2023   19:18 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiga hari berturut-turut Gaspar selalu terjaga di tengah malam dengan mimpi berulang, dan setiap kali terbangun dari mimpi Gaspar akan bangkit dari tempat tidur dan menuruni ranjang empuk berlapis bulu domba dan berjalan keluar menyibak tirai tenda yang tebal. Gurun sedang diselimuti hawa musim dingin, di luar tenda ditemuinya beberapa petugas malam sedang berdiang mengelilingi api, dipandanginya langit malam cerah dan bintang tampak jelas menggantung berhamburan pada pekat langit dengan cahaya temaramnya memantul sampai ke hamparan bukit di gurun tempat Gaspar berdiam. Rasa gusar akan mimpinya memaksa Gaspar berjalan menuju tenda salah seorang penasehatnya.

Gaspar merasa perlu segera berkonsultasi walau pagi belum juga kunjung datang, sesampai di depan tenda ia memanggil penasehatnya, si lelaki berusia senja namun berbadan tegap berjalan perlahan keluar dari tenda menuju pada Gaspar yang berdiri memunggunginya, "tuan memanggilku?" ia membuka dengan bertanya. 

Wajah pria itu tenang seperti bulan malam itu, tampak kerut di wajah dan janggung putih yang lebat menggantung terpapar cahaya temaram malam mengisyaratkan usianya yang tak lagi muda. "sudah tiga malam aku bermimpi hal yang sama", Gaspar mulai bercerita "wajah anak dan sorak gembala di padang itu mengganggu istirahat malamku". Wajah gusar Gaspar terlihat jelas pada terang perapian para penjaga malam. "tuanku harus melakukan perjalanan jauh melintasi padang ini ke negeri jauh" suara berat dan lelah sang penasehat memecah dalam hening mereka berdua ,"ke tanah tempat orang Filistin berdiam, mungkin di sana tuan akan menemukan jawabannya".

Pagi belum juga sampai di padang pasir itu ketika para pekerja dan pengawal Gaspar bergegas menyiapkan Unta dan perbekalan untuk perjalanan Gaspar dan beberapa pengawal pribadinya. Gaspar si penjaga harta berharga begitulah arti nama orang saleh itu keluar dari tendanya pagi-pagi buta setelah berpamitan dengan istri dan anaknya untuk melakukan perjalanan jauh ke tanah yang didiami orang Filistin. Seminggu lamanya mereka berjalan melintai padang sampi tiba lah mereka pada sebuah tugu batu bertumpuk yang menjulang ke langit, mereka sudah tiba Damsyik. Di sana mereka tak sendiri, Gaspar bergabung membuat kemah bersama dengan kafilah lainnya.

 Saat berdiang api salah seorang dari mereka Melkior si raja terang dalam artian ibrani menceritakan penglihatan dalam mimpi yang berulang, dan oleh karena penasaran dengan mimpinya ia mengajak Balthasar Tuhan sang penopang hidup orang Syria ikut serta dalam kafilah ziarahnya. Balthasar si ahli perbintangan bercerita bahwa mereka melakukan perjalanan mengikuti arah sebuah bintang terang di langit. Cerita Melkior dan Balthasar malam itu semakin membuat Gaspar penasaran akan akhir dari ujung perjalanan ini, akhirnya Gaspar memutuskan ikut dalam rombongan kafilah itu, lagi pula Gaspar terlanjur percaya pada Balthasar si ahli bintang itu. Saling percaya diantara tiga orang saleh itu telah membawa mereka bertemu sang Mesias di rumah kawanan para gembala di Betlehem, wajah anak dalam mimpi Gaspar, Melkior dan Balthasar.

Kisah tiga majus dari timur ini dikemudian hari menjadi salah satu bagian dari peringatan dalam ritus kekristenan khususnya Gereja Ortodox timur, Katolik, Lutheran, dan Anglikan yang diperingati pada minggu kedua setelah peringatan Natal 25 desember yakni perayaan Epifani atau dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai hari raya penampakan Tuhan, dalam perayaan ini juga menjadi peringatan bagi ketiga tokoh dalam cerita kitab suci dan tradisi gereja. 

Pada abad ke 16 terdapat tradisi yang berkembang pada masyarakat eropa, di mana untuk memperingati perayaan Epifani masyarakat setempat memiliki kebiasaan menerima anak-anak yang berkunjung ke rumah keluarga Kristen, anak-anak akan menuliskan pada pintu rumah  mereka C + M + B "Christus Mansionem  Benedicat" yang berarti Kristus memberkati rumah atau keluarga ini. Kebiasaan baik ini kemudian berlanjut dari tahun ke tahun hingga saat ini di wilayah Eropa di mana pada perayaan Epifani masyarakat Eropa tetap mempertahankan tradisi natal dengan anak-anak yang mengunjungi setiap rumah menggunakan aksesoris natal sambil mengumpulkan donasi untuk kegiatan charity "children help children' membantu anak-anak dibelahan benua lain yang membutuhkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun