Dampak dari fenomena ini dapat mengakibatkan hilangnya nyawa, cedera, dan dampak kesehatan lainnya.
Berikut beberapa prakiraan BMKG yang telah terjadi belum lama ini sebagai dampak pancaroba di Provinsi Banten, antara lain:
Pertama, hujan lebat dalam durasi panjang yang terjadi di Kecamatan Patia Kabupaten Pandeglang telah mengakibatkan banjir yang menimpa warga Desa Idaman.
Mengutip berita rri.co.id: “Desa Idaman, Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang, Banten, terendam banjir setelah diguyur hujan sejak Jumat (8/3/2024) pagi. Ketinggian banjir kali ini sudah sampai satu meter dan ratusan rumah terendam air.”
Kedua, hujan yang terjadi di Kecamatan Menes telah memicu terjadinya longsor Ruas jalan di Kabupaten Pandeglang, Banten terputus akibat longsor sepanjang 25 meter sehingga tidak bisa dilintasi kendaraan roda dua maupun roda empat.
Kantor Berita Antara Provinsi Banten menyebut, peristiwa longsornya jalan yang menghubungkan antarkecamatan Menes, Cisata dan Saketi itu terjadi pada Senin (11/03/2024) subuh setelah wilayah tersebut diguyur hujan intensitas ringan.
Ketiga, Hujan deras membuat aliran Sungai Cidanghiang meluap terutama di sekitar Kampung Cipait hingga Barugbug, Minggu (18/02/2024).
Kompas TV menyebut, “Banjir bandang yang menerjang Desa Ciomas, Kabupaten Serang, Banten tersebut mengakibatkan belasan rumah warga rusak.”
Lain itu, banyak pula kejadian bencana alam lain yang dapat disaksikan dan baca melalui media massa akibat masa pancaroba di Indonesia.
Angin kencang, kilat dan petir, pohon tumbang, puting beliung, bahkan fenomena hujan es juga menjadi tontonan yang sering kita saksikan di media sosial.
Baca juga: Berdamai dengan Gempa di Jalur "Ring of Fire" Pasifik, Mungkinkah?