Beruntungnya juga, luapan empang saya tak berlangsung lama. Sekira beberapa jam kemudian air sudah kembali surut dibawah bibir empang.
Namun, perasaan ini masih belum tenang mengingat hujan dengan intensitas sedang masih terus berlangsung sampai saya menyelesaikan tulisan ini menjelang Magrib.
Baca juga:Â Ramadan Ya Ramadan
Lantas, apa sebenarnya yang sedang terjadi saat ini?
Badan Metereologi Klimatologi Geofisika (BMKG) menyebut Bulan Maret - April 2024 sebagai masa peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau (pancaroba). Â
Masa pancaroba inilah yang mengakibatkan terjadinya fenomena alam tidak biasa yang ditandai dengan kondisi cuaca yang tak menentu.
"Salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari dengan didahului oleh adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari."
Seluruh fenomena pancaroba ini yang berkontribusi terhadap terjadinya fenomena cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi ringan, sedang, dan lama yang dapat disertai kilat, petir, dan angin kencang, angin puting beliung, hingga potensi terjadinya hujan es.
Baca juga:Â Waspada Ancaman Virus Dengue di Musim Pancaroba
Lalu, apa dampak pancaroba saat ini?
Saat memasuki pergantian musim, memungkinkan terjadinya potensi bencana hidrometeorologi yang diprediksi ikut meningkat.
Mengutip laman BMKG, bencana hidrometeorologi adalah suatu fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi).