Ngabuburit dengan berburu kuliner menjadi tradisi Ramadan bagi banyak orang, termasuk saya. Salah satu lokasi favorit untuk ngabuburit yakni Alun-alun Pandeglang.
"Ngabuburit" berasal dari kata dasar "burit" yang berarti sore atau petang dalam bahasa Sunda.
Berdasarkan kamus bahasa Sunda yang diterbitkan oleh Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS), kata ngabuburit berasal dari kalimat ngalantung ngadagoan burit, maknanya, bersantai sambil menunggu waktu sore.
Dulu, sewaktu masih anak-anak, saya kerap mengisi aktivitas ngabuburit dengan bermain permainan tradisional seperti bebeledugan atau meriam bambu.
Namun, kini permainan lokal ini sudah sangat langka ditemukan, kusabab gandeng (karena menimbulkan berisik atau bising) dan lagi anak zaman now sudah lebih suka bermain gawai.
Aktivitas ngabuburit kini berkembang dan kian beragam tak sekadar jalan-jalan sore seraya menanti berbuka puasa, diantaranya ngabuburit seraya berburu kuliner pembuka berbuka puasa saat bulan Ramadan.
Istilah ngabuburit sekarang ini cukup populer lantaran dikaitkan tradisi di Indonesia saat Ramadan, bulan yang memiliki keistimewaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia.
Setiap memasuki bulan Ramadhan, beragam tradisi dan kegiatan yang sudah mengakar dalam budaya warga lokal kembali semarak.
Ngabuburit menjadi salah satu dari kegiatan saat bulan puasa yang dinanti dan digemari yang senantiasa dinantikan warga.
Baca juga:Â Semarak Berburu Takjil di Alun-alun Kota Pandeglang