Selasa (26/09/2023) malam hingga dini hari tadi, saya mencuri kesempatan selama dua jam, untuk menyusuri suasana malam Kota Bandung.
Saya berangkat dari kawasan sub 07 sektor 22 sch sekira pukul 10.01 malam. Menunggu di lobby sekira semenit sebuah go car berhenti tepat dihadapan saya. Seorang supir / pengemudinya seorang pemuda dengan ramah mempersilahkan masuk.
Tak lama Sang Sopir melaju dengan santai sambil diiringi musik mobil, lagu wonderful tonigh lantuman Eric Clapton mengantarkan saya  menyusuri jalan Kota Bandung di waktu malam.
Dalam mobil kami sempat berbincang perihal pusat keramaian di Kota Bandung. Ia menjawab, Bandung sekarang sudah seperti kota yang tak pernah mati meski malam tiba.
Kehidupan kota yang tak pernah mati. Â "the city that never dies," katanya dengan bangga.
Dibandingkan dengan era 90-an saya kuliah di dekat kawasan ini - sekarang politeknik kesehatan - kawasan pasteur jauh riuh gemilang dengan segala bangunan-bangunan mewah menjulang tinggi disekitarnya.Â
Bagitupun akses jalan layang dan kemudahan menuju luar kota - langsung - tol pasteur - Jakarta - Merak.
Usai melintasi jalan Pasteur, sang supir kemudian mengarahkan saya menuju ke kawasan lainnya di Kota Bandung, yakni Kawasan Legendaris di Jalan Braga yang menurut sang sopir, jalan ini destinasi wisata favorit wisatawan dan warga setempat.
Di tempat ini menyediakan berbagai pilihan kuliner dan banyak spot menarik untuk sekedar foto-foto.Â
Menurutnya, kawasan Braga akan terus berdenyut seiring malam yang semakin larut.