"Curug Tomo dikelilingi oleh pepohonan yang menjulang tinggi, ibarat 'Surga Kecil' di dunia yang tersembunyi di sela-sela pegunungan Desa Ramea Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang." - Ade Setiawan
Sejak awal Pandemi Covid-19 pada awal 2020, saat itu kami sekeluarga membiasakan setiap hari sekira pukul 06.00 berolah raga sejauh dua kilometer dengan jalan-jalan pagi selama kurang lebih satu jam mengitari seputaran wilayah kampung Kolelet Turus Desa Pasirtangkil Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak Provinsi Banten.
Cerita ini bermula saat masih terjadi kondisi Pandemi Covid-19, sekira dua tahun lalu, dimana saat itu anak sekolah lebih banyak belajar di rumah ketimbang berangkat ke sekolah.
Karena kejenuhan keseringan berada dalam rumah, kami sekeluarga hampir setiap hari menyempatkan untuk berolah raga pagi.
Namun ada yang berbeda dengan olah raga hari itu, Sabtu (12/6/2021).Â
Saya masih ingat, kami beserta empat orang putra, yakni Salman Abdul Wahid, Fathir Ariseno, Akbar Aridani dan AS Junior punya ide untuk berolahraga dengan jalan-jalan pagi menyusuri pegunungan, menghirup udara yang lebih segar sekaligus melihat pemandangan alam saat 'weekend'.
"Kali ini kami memutuskan untuk jalan-jalan pagi menuju lokasi Curug Tomo di Desa Ramea Kecamatan Mandalawangi yang merupakan salah satu wisata alam melegenda yang cukup termasyhur di Kabupaten Pandeglang, tetapi memang kami belum pernah berkunjung ke tempat tersebut," kataku.
Berbekal dua bungkus nasi kuning dan gorengan ceker ayam (untuk sarapan pagi) masakan Sang Istri, dan minuman air putih dua botol, tepat pukul 06.00, kami berlima menuju ke lokasi legenda Air Terjun Curug Tomo di pegunungan Desa Ramea Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang dengan mengendarai kendaraan roda empat.
Kami memilih jalan melintasi Jalan Raya Pandeglang - Labuan, setelah sampai di Pertigaan Mengger mobil diarahkan ke Jalan Mandalawangi menuju Pasar Pari Kecamatan Mandalawangi.
Kami tiba di Pasar Pari sekira pukul 07.00, lalu sekira jarak seratus meter melewati Pasar Pari ada jalur Simpang Tiga dan sebuah papan penunjuk arah (plang nama) bahwa jalan itu adalah salah satu pintu masuk menuju arah tujuan kami, yakni ke Air Terjun Curug Tomo.
Karena belum pernah berkunjung ke Curug Tomo, saat dipertigaan tersebut kami menyempatkan untuk bertanya dan dijawab oleh warga setempat bahwa akses yang akan kami lalui adalah sudah benar dan bisa dilalui kendaraan roda empat menuju air terjun yang kami maksud.
