Pasir besi merupakan partikel kaya besi yang ditemukan di sepanjang garis pantai. Material ini terbentuk akibat proses pelapukan batuan induk yang disebabkan oleh cuaca dan aliran air permukaan, kemudian terbawa dan diendapkan di kawasan pantai. Gelombang laut dengan energi tertentu memisahkan dan mengumpulkan endapan ini sehingga membentuk pasir besi yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Endapan pasir besi biasanya ditemukan dalam bentuk gumuk pasir di dataran pantai, seperti di pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa dan Bali, serta pantai-pantai di Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan pantai utara Papua. Kandungan utama pasir besi meliputi mineral seperti magnetit (FeO/FeO.FeO), hematit (FeO), dan ilmenit (FeTiO/FeO.TiO), serta mineral ikutan seperti pirit (FeS), markasit (FeS), pirhotit (FenSn), dan kalkopirit. Di pulau Sumatera sendiri tambang pasir besi dapat ditemukan di daerah seperti Pasaman Barat, Padang Pariaman, Agam, Katingan, Pasaman, dan Tanah Datar serta Solok.
Pasir besi umumnya sering dimanfaatkan dalam industri baja, bahan bangunan, hingga pembuatan magnet. Namun, ternyata pasir besi memiliki potensi yang besar dalam bidang material medis karena kandungan magnetitnya yang bersifat magnetik. Berikut merupakan beberapa potensi pasir besi jika diimplementasikan sebagai material medis.
- Nanopartikel Magnetik
Magnetit (FeO) yang terdapat dalam pasir besi jika diolah menjadi nanopartikel magnetik dapat digunakan dalam sistem penghantaran obat (drug delivery system), di mana nanopartikel tersebut dapat membantu menyalurkan obat ke area tertentu dalam tubuh dengan memanfaatkan medan magnet eksternal. Selain itu, nanopartikel magnetik juga dapat digunakan dalam terapi hipertermia dengan metode pengobatan yang memanfaatkan panas yang dihasilkan oleh nanopartikel ketika dipengaruhi medan magnet untuk menghancurkan sel kanker. Di bidang diagnostik, nanopartikel magnetik dapat berperan sebagai agen kontras dalam Magnetic Resonance Imaging (MRI), sehingga mampu meningkatkan kualitas gambar yang dihasilkan.
- Biosensor
Merupakan perangkat analitik yang menggabungkan komponen biologis seperti enzim, antibodi, atau DNA dengan elemen pendeteksi untuk mendeteksi keberadaan biomolekul spesifik. Pasir besi berperan sebagai material pendukung utama dalam biosensor yang memiliki fungsi untuk meningkatkan performa dan sensitivitas perangkat. Beberapa contoh biosensor dari pasir besi adalah biosensor glukosa, biosensor DNA, dan biosensor Protein.
- Pembersihan Limbah Medis
Pasir besi memiliki kemampuan untuk menyerap ion logam berat maupun zat beracun lainnya. Ketika sudah menjadi nanopartikel, pasir besi dapat dimanfaatkan untuk proses pembersihan limbah medis dengan tingkat efisiensi yang tinggi.
- Implan Medis
Sifat biokompatibel dari oksida besi yang telah melalui modifikasi dapat memungkinkan digunakan sebagai material implan seperti pembuatan tulang sintetis.
Dengan potensi yang begitu besar, pasir besi dari Sumatera Barat dapat menjadi salah satu sumber daya lokal yang strategis untuk mendukung inovasi dalam bidang material medis. Pengembangan teknologi untuk mengolah pasir besi menjadi produk bernilai tambah tidak hanya dapat meningkatkan manfaat ekonominya, tetapi juga membuka peluang baru dalam dunia kesehatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H