Perang. Jika mendegar kata ini yang terbesit dibenak kita tentunya adalah senjata,ledakan,darah,derita,tangis,dan hal buruk lainnya. Hampir tak ada kegembiraan dalam perang, kecuali mungkin bagi para politikus dan konglomerat yang diuntungkan dari perang tersebut. Dan berbicara tentang perang, disebutkan bahwa Perang Dunia ke-2 merupakan salah satu atau mungkin perang yang paling merugikan dan terburuk dalam sejarah umat manusia. Derita di berbagai penjuru dunia. Perpecahan beberapa negara akibat ideologi. Jutaan korban berjatuhan, serta berbagai hal buruk lainnya. Tapi diantara berbagai kepedihan itu, ada beberapa keuntungan yang didapatkan oleh beberapa kelompok ataupun negara. Salah satunya adalah Amerika Serikat si negara super power.
Kita semua tentu tahu setelah perang dunia ke-2 usai muncul 2 negara super power yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Dua negara ini saling berperang ideologi dan unjuk kebolehan teknologi dan militer sehingga terciptalah 'Perang Dingin'. Perang tanpa gesekan secara langsung dari kedua negara tersebut. Dan dibalik kehebatan perkembangan teknologi Amerika Serikat terdapat beberapa ilmuwan hebat Nazi jerman yang 'direkrut' setelah Hitler tewas dan Jerman menyerah di PD 2. 8 Mei 1945, Pada bulan itu juga, dengan agresif badan intelijen angkatan bersenjata Amerika mulai merekrut seluruh ilmuwan roket terbaik yang ada di dalam daftar gaji Wehrmacht untuk dibawa pulang ke Amerika dengan misi yang diemban adalah “untuk memajukan teknologi Amerika”.
Tercatat 100 orang ilmuwan roket terbaik Third Reich berhasil dibawa pulang kampung ke negara paman sam melalui sebuah operasi yang dikenal dengan nama ‘Operation Paperclip’ dan dihapuskan segala kesalahannya di PD 2. Pada tanggal 16 Juli 1945, berkat teknologi Heavy Water (konsep bom atom yang memang sedang dalam pengembangan oleh para ilmuwan Jerman), akhirnya Amerika mampu mengembangkan senjata Nuklir strategis pertama di dunia bekerjasama dengan Inggris dan Kanada dalam sebuah proyek yang dinamakan Manhattan Project. Tes peledakan bom atom ini pertama kali dilakukan di daerah New Mexico dalam serangkaian tes yang juga dikenal dengan nama ‘Triniti Test’. Detonasi bom atom pertama di dunia ini menghasilkan ledakan ekuivalen dengan 19 ton bahan peledak TNT, dan meninggalkan lubang besar bagaikan kawah seluas hampir setengah kilometer dengan kedalaman 4 meter.
Tak lama kemudian, 2 bom yang sama langsung diluncurkan di kota Hiroshima, Jepang. 70.000 orang sipil tewas secara instan sebagai hasil dari ledakan bom nuklir pertama di dunia ini. Hampir 2 kilometer area dari pusat episentrum ledakan rata dengan tanah, dan lebih dari 5 kilometer dari pusat ledakan terbakar dengan hebat. 75% struktur bangunan yang berada di kota Hiroshima menghilang seolah-olah menguap ke udara. Dan ratusan orang akan mati pada tahun-tahun berikutnya disebabkan oleh keracunan radiasi. Prestasi yang sama diukir di kota Nagasaki dengan 30.000 orang mati seketika, dan 40.000 orang menyusul setahun sesudahnya disebabkan oleh keracunan radiasi. Luar biasa !
Bom kedua ini meratakan seluruh bangunan dalam radius 2 kilometer, dan menghanguskan apapun yang berada dalam radius 4 kilometer dari pusat ledakan. Hasil akhir dari Proyek Manhattan ini, adalah menghabiskan anggaran belanja negara Amerika lebih dari 2 milyar dollar, namun juga menciptakan lapangan pekerjaan untuk lebih dari 130.000 ribu warga negara Amerika yang bekerja di 3 fasilitas pengembangan nuklir di 3 negara bagian di Amerika Serikat. Proyek pengembangan persenjataan strategis nuklir Manhattan ini begitu dijaga kerahasiaannya sampai Wakil President Harry Truman baru mengetahuinya ketika President Roosevelt meninggal dunia. Banyak hal yang berhubungan dengan Operasi Paperclip dan Proyek Manhattan masih ditutup rapat-rapat dari publik Amerika sampai sekarang, terutama fakta bahwa imluwan Nazi lah yang membuat Amerika Serikat menjadi negara adidaya.
Yah walaupun masih belum ada bukti yang gamblang mengenai 'Operation Paperclip' ini dan masih bisa dikategorikan sebagai teori konspirasi....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H