Mohon tunggu...
Ade Rifki
Ade Rifki Mohon Tunggu... -

i am just another anomaly,\r\nComplicated, Baba, Right Watch, love nasiuduk, love avocado, love green tea blended, love kopyor, love sawo-fruit, clasmild, iPod, pro lite, >80km/h,18th Sewer,170cm, 70 Kg

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sempit

17 Juli 2014   05:59 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:06 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ruangan ini semakin sempit, padahal dulu saja sudah sangat pengap,

Namun sekarang sepertinya semakin menghilang makna-makna cinta didalamnya.

Jadi semakin sulit bernafas disini.

Aku sepertinya hanya ingin terdiam dan sesaat kemudian lari dari sini,

Aku sudah tidak tahan dengan baunya. semakin menghilang harumnya

Hasratnya sudah tidak ada disini

Padahal dahulu banyak sekali tawa dan tangisan yang penuh makna.
Dulu, mereka berlari-lari, melompat, dan bermain. Sesekali berebut layar.
Namun sepertinya gravitasi ego semakin menguat disini.

Cinta sepertinya tidak diperbolehkan berkembang disini.
Cinta sepertinya sudah dikebiri oleh pesan-pesan modern pasukan demokrasi yang salah kaprah.
Padahal Tuhan saja sudah membencinya. Seharusnya ini baik-baik saja, bahkan bisa lebih baik

Sudahlah, aku hanya meluangkan waktuku untuk bergumam dan berpikir.
"Bila kebaikan bisa menjadi lebih baik, lalu untuk apa memperburuk hal yang buruk
."
(aR Juli 2014)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun