Entah mengapa, saya percaya beginian: tim yang materinya bagus, tapi kesulitan di babak penyisihan nantinya bakal juara. Terbukti, saat PS Citramas meraih juara Kompetisi Antarklub PSSI Batam 2015. Nah, untuk juara Piala Jenderal Sudirman (PJS) yang finalnya Minggu 24 Januari 2016, tafsiran seperti itu akan terulang?
Uraian tafsirannya melihat dari dua turnamen besar lain saat PSSI Pusat dibekukan. Lihatlah yang juara Piala Kemerdekaan 2015, PSMS Medan. PSMS juga sulit. Awalnya ada dualisme. Lalu ikut Piala Kemerdekaan 2015 dengan pemain muda yang ngotot. Di semifinal mereka ketinggalan 0-1 dari Persepam Madura tapi akhirnya menang 3-2. Saat di final 13 September 2015 lebih dahsyat lagi. Tertinggal 0-1 dan bermain dengan 10 orang tapi bisa menang atas Persingawi 2-1.
Sebulan kemudian, Persib juara Piala Presiden 2015 juga mengalami hal sulit. Persib sempat kalah saat bertandang dalam perempatfinal dan semifinal. Di leg 1 perempatfinal, kalah atas Pusamania Borneo FC (PBFC) 2-3. Dibalas di Bandung dengan skor 2-1. Persib lolos ke semifinal karena gol tandang meski aregate 4-4.
Di semifinal leg 1, kalah lagi di markas Mitra Kukar 1-0. Namun di Jalak Harupat, Atep dkk unggul 3-1. Nah, saat di final, Persib tak terbendung lagi untuk juara. Menang telak 2-0 tanpa balas atas Sriwijaya FC.
Memang, PSMS Medan tak sulit di babak penyisihan grup. Mereka malah pemuncak grup tanpa kekalahan. Persib juga demikian, tidak sulit di penyisihan. Setidaknya, tafsiran di alinia pertama di atas tadi ditambah dengan ini, kesulitan mencapai final. heee...heee
Kesulitan mencapai final itu, uniknya, terjadi bagi Semen Padang dan Mitra Kukar yang bertemu di final PJS. Semen Padang lolos dari penyisihan grup saja dengan titel, salah satu peringkat tiga terbaik. Di Grup B mengalami tiga kekalahan. Lalu kesulitan sedikit di 8 besar tapi lolos juga semifinal. Di leg 1 semifinal, kalah atas PBFC 2-0 di Stadion Segiri. Dibalas 2-0 di Stadion Agus Salim dan diakhiri adu penalti 4-2.
Sedangkan perjalanan Mitra Kukar tak seberat Semen Padang. Yang bikin sulit, justru dialami Mitra saat dikalahkan Semen Padang di 8 besar, 2-1. Semen menuntaskan dendam partai grup, saat mereka kalah adu penalti 4-5. Ketika di semifinal, Mitra juga telah duluan setengah kakinya melangkah ke final, karena leg 1 unggul 2-1 atas Arema. Sulit sedikit ketika leg 2, karena di partai normal kalah 2-1. Harus diteruskan adu penalti. Kipernya Sahar Ginanjar sukses menahan tendangan algojo Arema, skor 3-2.
Nah, saya pegang mana? Tafsiran awal saya yang terbit 10 Januari 2016 ''Menafsir Arema vs Semen Padang di Final PJS'', tetap saya teruskan meski tanpa Arema. Saya tetap komit pegang Semen Padang. Dulu, kepada manajer dan humas PS Citramas saya omongkan itu sedari awal. Saat mereka kesusahan di babak penyisihan hingga akhirnya juara Kompetisi Antarklub PSSI Batam 2015. Untuk Semen Padang, cukup dengan tulisan ini.###(Penulis Ade Adran Syahlan, dapat dihubungi melalui akun twitternya @adesyahlan. Tulisan ini telah terbit di koran Batam Pos edisi Minggu 24 Januari 2016)
sumber: http://dutatamasports.com/blog/semen-padang-menuntaskan-tafsiran-yang-kesulitan-yang-juara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H