"Persatuan baharu? Terus Malaysia digantung oleh FIFA. Fikir implikasi dulu."
Saya kutip total kalimat tersebut dari twitter Khairy Jamaluddin, Minister of Youth & Sports alias Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Malaysia yang ditwitnya pada 17 Juni 2015. Twit untuk menjawab banyak permintaan warga Malaysia yang kecewa pada FAM (PSSI-nya Malaysia) terutama atas prestasi SEA Games 2015.
Salah satu yang kecewa itu berkicau seperti ini: "kemon kj....ambik tindakan...tubuhkan satu persatuan baru demi bolasepak tanah air...?@pujanggabiru99". Yang tertulis "kj" itu maksudnya inisial nama Menpora yang memiliki 1 juta lebih follower itu. Dan twit inilah yang bikin KJ secara implisit mmenegaskan, tidak mau berbuat sama dengan Menpora Indonesia, Imam Nahrowi.
Ada juga yang mention Menpora KJ, bahwa FAM hanya cari duit semata. Tapi tidak berprestasi. Sampai-sampai ada "kampanye" dengan hastag hentikan dana untuk FAM yakni #StopFundingFAM. Tapi Menpora KJ melayani semua mention itu dengan ini: "Itu sebab kita mula NFDP Malaysia ?@nfdpmalaysia . Bina DNA baharu dari akar umbi."
Sikap Menpora KJ ini dikomentari oleh akun suporter Putra Samarinda @PusamaniaID: "Alih-alih mau ikut campur soal @FAM_Malaysia (PSSI-nya disana) @Khairykj justru bikin aksi nyata buat @nfdpmalaysia (program utk usia dini)." Komen @PusamaniaID diritwit Menpora KJ dan 20 orang lain serta difavoritkan 11 orang.
Nah, tentu saya penasaran pada NFDP Malaysia. Setelah saya telusuri NFDP itu National Football Development Programme alias Program Pembangunan Bola Sepak Negara. Ini adalah proyek bersama dua kementerian Malaysia, Kemenpora dan Kementerian Pendidikan. Dan tetap melibatkan FAM. Program ini memiliki logo wajah Harimau dengan tulisan "Program Pembangunan Bola Sepak Negara". Lalu memiliki motto For The Nation.
Satu hal yang paling menarik bagi saya adalah program kepelatihan NFDP yakni melatih 50.000 pelatih hingga tahun 2020 untuk khusus membina pemain berusia 7-17 tahun. Pantaslah, Menpora KJ selalu menyebut istilah DNA baru setiap menjawab pertanyaan tentang NFDP. Seperti pertanyaan ?@SheikhAsyraaf: "NFDP nie dijangka akan lahirkan berapa ratus talent dalam jangka masa 5-10 tahun yb?" Dijawab Menpora KJ: "10 tahun plus. Corak permainan (DNA) baharu. Say no to long ball bodoh (LBB)."
Bayangkan, seorang menteri berbicara tentang corak atau gaya permainan. Memang hal teknis, tapi dia bantu PSSI-nya dengan membuat program usia dini yang terintegrasi. Cuma saya kurang paham apa itu LBB. Dan, Menpora KJ ini berkali-kali menyebut Say no to long ball bodoh (LBB), katakan tidak untuk LBB. Apa dia lihat timnas senior Malaysia asyik mainkan bola-bola panjang saja sehingga bisa kalah telak atas Palestina 0-6? Sehingga dia bikin status begini, "Masalah player senior semua tak nak cari space. Tunggu bola." Banyak yang nanggapi statusnya, sampai muncul hastag #longballbodoh.
Bahkan dia meritwit status @ultrasmalaya07 yang unik ini: "Masa kecik passing tiki-taka. Bila dewasa masuk pasukan negeri. Nak tiki-taka sorang, lagi 9 org tahap Piala Presiden. Jadi bodoh balik." Ini masih terkait kekalahan timnas senior 0-6 atas Palestina. Pengertiannya begini, kemampuan teknis permainan pemain Malaysia yang bagus waktu kecil, hilang ketika senior karena tidak semuanya bisa tiki-taka.
Hmmm, lantas apa benang merah tulisan saya ini dengan Menpora kita? Sama-sama ingin prestasi. Bila Menpora Malaysia ingin berprestasi dengan berkompromi dengan FAM karena takut FIFA. Menpora kita, ingin berprestasi tapi tanpa kompromi dengan PSSI dan berani menghadapi sanksi FIFA.
Siapa nanti yang lebih hebat output (hasilnya)? Entahlah. Yang pasti, sejak Ramadan ini, tiap malam minggu saya selalu nonton siaran langsung Liga Super Malaysia via TV3. Nikmatnya nonton bola sepulang taraweh ditemani kolak. Sambil berdecak kagum, negeri tetangga yang juga mayoritas muslim dan berpuasa, tetap jalan kompetisinya. (tulisan ini telah terbit di Batam Pos, Minggu 28 Juni 2015)###