Ketik di Google ''Asman Abnur dan PS Batam'' maka di halaman pertama dan diurutan pertama muncul judul ''Saya Menikmati Kekayaan Asman Abnur...''. Tulisan yang dibuat Selasa 6 November 2007 itu ternyata dari blog pribadi saya yang telah lama tak diotak-atik, ade-syahlan.blogspot.co.id.
Dalam tulisan yang sebenarnya mengisahkan saya sebagai konsumen lagi menikmati semua bisnis Asman di Batam. Mulai dari SPBU, cucian mobil, apotik hingga toko emas itu, terselip juga kata PS Batam. Persisnya begini, ''Saya tak bersedia menjadi pengurus organisasi sepak bola, PS Batam. Sebenarnya tak tepat mengundurkan diri, belum dilantik, saya sudah tak bersedia kok.''
Saya memang pernah mengirimkan surat pengunduran diri pada Asman. Saya tak mau jadi pengurus bola, agar kesenangan saya menjadi ''pengamat'' tetap terjaga. Apalagi saat itu saya perantau baru di Batam. Jadi, setakatnya, saya tak pernah akrab dengan beliau. Kecuali pernah diajak makan siang oleh Socrates (pimpinan Batam Pos) di Hotel Harmoni dan jumpa Asman di sana. Saat itu, Asman belum jadi ''apa-apa'' untuk urusan birokrasi. Masih pengusaha dan memimpin sebuah organisasi pengusaha.
Seterusnya, saya bahkan tak ''sempat mencicipi'' ruang kerjanya di Kantor Walikota Batam. Saya hanya berpapasan sebentar dan menyalaminya ketika dia menyambangi ruangan Walikota Nyat Kadir. Ini sekitar tahun 2003 mungkin. Selanjutnya, yang saya tahu kisahnya, makin ''mantap'' di DPR RI sana.
Alinea dua, tiga, dan empat di atas adalah penggalan tulisan delapan tahun lalu (persisnya 8 tahun 7 bulan). Ya, Asman pernah memimpin PS Batam sekitar tahun 2001-204. Saat itu PS Batam masih berstatus sama dengan Pengcab PSSI Batam, sebuah induk cabang olahraga (cabor) sepak bola. Saat Asman terpilih, dia mengemukakan visinya: saya ingin tim Batam ikut Liga Singapura. Dan hingga Rabu 27 Juli 2016, saat Asman terpilih jadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB), visi Asman untuk bola Batam belum tercapai jua.
Artinya, visi Asman itu telah terlempar sejak 15 tahun lalu. Saya bahkan pernah mengemukan visi itu lagi 14 September 2014 di  koran Batam Pos sebagai pengantar tulisan saya yang berjudul ''Citramas Bermain di Liga Singapura?''. Sebenarnya, visi Asman jauh ke depan. Tapi pelaksanaannya yang kurang. Hanya jadi semacam retorika saja. Semua pihak, bukan hanya dihadapkan dengan "anggapan penghalang" nanti ditolak PSSI Pusat. Atau memang, tak ada yang mau mengurus administrasinya dengan benar ke negara tetangga itu.
Seiring waktu pun, bukan hanya tim dari Malaysia yang bermain di Liga Singapura, bahkan datang dari jauh, Brunei. Nah, kita di Batam yang hanya perlu waktu 45 menit ke sana, bahkan bisa balik hari jika bertanding, belum jua memanfaatkannya.
Kondisi seperti itu yang saya tanyakan pada Fandi Ahmad, legenda sepak bola Singapura saat jumpa pers. Sebelum klubnya Lion XII bertanding lawan PS Citramas di Stadion Gelora Citramas, Batam, Kamis 11 September 2014. Apalagi, Fandi sering kali datang ke Batam dan sangat akrab dengan pengurus bola Citramas dan para petinggi Grup Citra Tubindo. "Ya bisa kita bantu. Tapi itu tergantung pada Citra juga,'' ujarnya.
Hmm, tulisan saya kali ini mengulang-ulang saja apa yang pernah ditulis. Toh, visi ikut Liga Singapura itu bagus ditambah di tengah perjalanan 15 tahunnya, tak juga ada tim bola Batam yang menasional. Jadi, mengapa tak mencoba go internasional! ###
(Penulis Ade Adran Syahlan bermukim di Batam. Dapat dihubungi melalui akun twitternya @adesyahlan. Tulisan ini telah terbit di koran Batam Pos edisi Minggu 31 Juli 2016)