Mohon tunggu...
Ade Adran Syahlan
Ade Adran Syahlan Mohon Tunggu... jurnalis di Batam Pos Grup -

jurnalis + penikmat sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Bola

Jadi Saksi Mata Eksisnya PSSI Batam dan Hidupnya Sepak Bola Indonesia

30 Agustus 2015   05:35 Diperbarui: 30 Agustus 2015   05:35 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tanggal 29-30 Agustus 2015, bakal jadi hari spesial bagi saya. Kembali seharian menikmati sepak bola. Baik langsung ke lapangan, berpanas-panas. Atau sambil ngemil kacang dengan menggerutu karena komentator sok pintar.

Dari jam tujuh pagi pagi hingga jam empat sore di dua hari itu, saya akan (tulisan ini dibuat Jumat 28 Agustus 2015) berada di Stadion Temenggung Abdul Djamal, Batam. Saya jadi salah satu panitia Festival Antar-Sekolah Sepak Bola (SSB) U-14 yang digelar Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI Batam. Juga sekalian melirik dan berdebar menanti perjuangan siswa SSB Erdeka Muda yang saya "kepala sekolahnya".

Semoga dua sore itu, saya bisa pulang ke rumah sebelum jam lima dan menyetel TVRI untuk nonton Piala Kemerdekaan yang mulai babak perempatfinal Sabtu 29 Agustus 2015. Dan Minggu-nya, pembukaan Piala Presiden oleh Presiden Jokowi di Indosiar. Selanjutnya, remote TV akan menuju Bein Sport 1 dan 2 untuk Liga Inggris malamnya. Bila tak malas akan live streaming di laptop untuk Bein 3.

Inilah kenikmatan orang bola versi saya. Tetap bisa andil mengurus pembinaan usia muda dan tetap bisa pula menyaksikan tontonan bola Indonesia. Harapannya sih, SSB Erdeka Muda bisa memetik hasil lumayan tapi harus tahu diri, ini pembinaan. Yang penting, siswa kami bermain di even yang digelar PSSI Batam. Saat di kota lain, PSSI-nya ikut beku sama dengan PSSI Pusat, siapa yang tak bangga bisa ikut even naungan PSSI Batam? Bahkan ada tim SSB dari kota lain mau ikutan. Heee...heee

Untuk Piala Kemerdekaan, sebagai orang pulau Sumatera, tentu saya menantikan aksi PSMS Medan yang menghadapi Persekap Pasuruan. Tempatnya pun di Stadion Teladan, Medan. Stadion bola paling saya rindukan untuk kembali datang. Satu, karena di kursi penonton kita bisa menikmati dagangan mie goreng plus sate kerang dalam wadah daun pisang dan bersendokkan lidi. Kedua, menghadapi calo tiketnya yang meskipun garang kalau kita "skak" gaya Batak, bisa juga dapat tiket tak terlalu mahal.

Bagaimana Piala Presiden? Tentu saja saya rindu menyaksikan Persija yang akan meladeni Bali United di hari Minggu 30 Agustus 2015. Ini partai bukan hanya seru di dalam lapangan karena bertemunya pemain senior versus mantan timnas U-19. Tapi bertemu juga di pinggir lapangan, dua pelatih hebat negeri ini. Di Persija ada Rahmad Darmawan, di Bali United ada Indra Sjafri.

Satu hal lagi, pihak Mahaka yang jadi promotor Piala Presiden tentu akan bikin acara pembukaan lebih spektakuler ketimbang Piala Kemerdekaan hajatan Tim Transisi bentukan Kemenpora. Tinggal menunggu saja, apa komentar Presiden Jokowi pada dua helatan yang bertujuan untuk mengisi kekosongan kompetisi karena PSSI Pusat dibekukan Menpora dan disanksi FIFA itu.

Malam harinya sekitar jam sembilan, untuk Sabtu nonton Chelsea vs Crystal Palace di Indosiar. Minggunya, Swansea City vs Manchester United di SCTV. Semoga tidak tertidur karena bukan partai dini hari. Tapi sebenarnya yang paling penasaran, nonton secara full Bournemouth menghadapi Leicester City. Bournemouth jagoan saya untuk meraih juara Liga Primer 2015. Baru pertama kali ikut tapi saya jagokan juara, makanya banyak yang anggap remeh prediksi saya. Haa..haaa.

Kesimpulannya, dua hari itu akan bikin saya jadi saksi mata, bahwa bisa menikmati semua tingkatan bola dengan peran-peran berbeda. Saksi mata, betapa pengurus PSSI Batam justru makin eksis saat PSSI Pusat dibekukan dan saat PSSI kota/kabupaten lain ikut "mendingin". Saksi mata, Piala Kemerdekaan dan Piala Presiden sebagai bukti: inilah cara sepak bola Indonesia bangkit dari mati suri. Pemain diajak bergairah hidup lagi. Rakyat terhibur, sambil melupakan sejenak krisis ekonomi.

Lantas, Liga Primer untuk saksi apa? Bagi saya, Liga Primer atau yang Eropa lainnya seperti La Liga, Bundesliga atau Liga Champions, hanyalah saksi untuk mata ini terhibur. Sambil sesekali mengambil hikmahnya, seperti dari Bournemouth. Klub yang setelah 125 tahun berdiri baru bisa merasakan Liga Primer. Artinya, bola harus terus bergulir sampai kejayaan, lalu bergulir lagi apapun hadangan. Sehingga saya bisa berucap begini" maju terus PSSI Batam, jayalah Sepak bola Indonesia!###(telah terbit di koran Batam Pos edisi Minggu 30 Agustus 2015 di kolom MataBola)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun