''Intinya kita masih menginginkan sosok seperti Pak Djohar di PSSI. Supaya kelak 1O tahun ke depan sepak bola kita berbuah manis.''
Kutipan singkat status Facebook (FB) Bahari Efendi Siregar, 15 Agustus 2016 Â yang ditag ke saya. Status itu llengkap dengan foto Djohar Arifin saat masih Ketua PSSI di sebuah kegiatan Asosiasi Sekolah Sepak Bola Indonesia (ASSBI). ''Karena di era beliau pembinaan usia dini dan usia muda bisa kelihatan. Seperti Timnas U-17 yang sebagian besar Hasil dari Liga ASSBI U-16 Sejabodetabek dan akhirnya Coach Indra Sjafri bawa ke Thailand, Hongkong dan bahkan inilah cikal bakal saat itu di U-19 yang berhasil sampai ke putaran Final AFC,'' papar Bahari yang juga Sekum ASSBI itu.
Pembahasan Bahari ini terkait pernyataan Pelaksana Tugas (PLT) Ketua Umum PSSI Hinca Panjaitan pada 11 Agustus yang menyebutkan bahwa Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI bakal digelar pada 17 Oktober 2016 di Makassar. KLB ini memilih ketua umum, wakil ketua umum dan anggota komite eksekutif baru untuk periode 2016-2020.
Bakal calon yang ingin maju ke pemilihan, Komite Pemilihan (KP) yang dipimpin Agum Gumelar membuka pendaftaran mulai 22 Agustus sampai 5 September 2016. Setelah tahapan awal ini, KP melakukan verifikasi selama seminggu dari 5 September sampai 11 September 2016.
Berarti, mulai Senin 22 Agustus, nama bakal calon yang sekarang bertebaran di media sudah harus  terdaftar resmi ke KP. Entah siapa pun namanya itu, terus terang saya tak yakin sesuai harapan Bahari atau pembina usia dini dan muda seantero negeri. Siapapun dia tetap tergiur mengutamakan kasta tertinggi, Indonesia Super League (ISL). Seberapapun parah sepak bola Indonesia, kasta tertinggi tetap jadi lokomotif karena banyak sponsor. Jalan ISL, baru bergerak ikut di bawahnya Divisi Utama (DU) dan Liga Nusantara (Linus). Setelah itu, ada U-21 bagi anggota ISL dan DU, dan Piala Suratin U-17 bagi klub Linus.
Nah, itu baru yang usia muda, usia dini mana? Hmmm, selama ini rasanya tak ada program usia dini yang konsisten dari PSSI. Piala Danone (U-12), sering malah seakan jalan sendiri. Bahkan di tingkat Jakarta saja pernah ''ribut'' karena panitia tak koordinasi dengan PSSI DKI Jaya. Padahan event ini paling ditunggu seluruh siswa yang masuk Sekolah Sepak Bola (SSB). Aplagi semacam Piala Medco (U-15) sering hilang timbul. Tak beda jauh dengan Piala Suratin, Â yang selalu jadi jargon janji visi dan misi calon ketua umum.
Lantas apa yang bisa diharap? Ya, bisa saja Ketua Umum PSSI jalankan semua kompetisi dengan benar, akan memberikan gairah bersepak bola. Apalagi kompetisi itu menghasilkan pemain yang bagus bagi timnas dan timnasnya juara, maka akan berbondong-bondong anak-anak masuk SSB. Bukankah itu yang diinginkan pembina, pengelola dan pelatih SSB? Latihan yang ramai, bukan yang sepi karena anak-anak kita berganti hobi! ####
(Penulis Ade Adran Syahlan bermukim di Batam. Dapat dihubungi melalui akun twitternya @adesyahlan. Tulisan ini telah terbit di koran Batam Pos edisi Minggu 21 Agustus 2016)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H