''Anak saya dan temannya masuk SMA Negeri 1 Bergas Kabupaten Semarang, Pak.''
Saya terima pesan BBM itu Rabu 22 Juni 2016 saat berada di parkiran RS Awal Bros, Batam. Itu pesan yang melengkapi info sebelumnya bahwa anaknya memilih masuk Akademi Sepak Bola Satria Kencana Serasi asuhan mantan pelatih timnas, Sartono Anwar. ''Alhamdulillah pak. Saya sudah buka situs sekolahnya. Sekolah favorit juga ternyata. Tak jauh dari akademinya.''
Saya mengucap syukur juga atas kebahagiaan pengirim pesan itu. Lagian, anaknya bagaimanapun pernah membela Sekolah Sepak Bola (SSB) Erdeka Muda Batam yang saya pimpin saat ikut kejuaraan di Malaysia 2014. Meski bukan siswa Erdeka melainkan SSB Duta Tama Tiban, saya tetap bangga. Sama dengan saat siswa kami Vengko Armedya, tahun lalu juga memilih akademi sepak bola di Jawa Tengah meneruskan impian bolanya.
Memilih melanjutkan cita-cita sepak bola ternyata sudah mulai dilakukan anak-anak Batam. Bahkan saya juga dapat info dari pembina SSB di Karimun, anak mereka juga sudah ada berbuat sama. Pelatih sebuah SSB di Bintan juga demikian, bahkan anaknya masih SMP berakademi bola. Bisa jadi ada dari daerah lain di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) melakukan hal demikian juga.
Tentu kebahagiaan orang tua akan lengkap, jika pilihan akademi bola itu didampingi dengan pilihan sekolah reguler yang bagus pula. Cita-cita bola tetap dirintis dan sekolah tidak dilupakan. Apalagi anak-anak kita itu merantau yang dini saat usia SMP dan SMA. Bisa ikut program akademi yang di asrama, lalu sekolah akademik di luarnya, tentu membutuhkan tenaga dan pikiran ekstra.
Hanya akademi yang bermutu, baik kurikulumnya, pelatihnya, asramanya dan tentu saja makanannya yang bisa bikin anak kita hebat. Tapi bila itu diimbangi dengan pendidikannya di SMP dan SMA yang bermutu pula, tentu hati akan sreg. Tinggal kita memotivasi anak untuk serius. Ikuti semua program, tidak malah kabur. Apalagi bila ini memang kemauan anak, bukan paksaan orang tuanya.
Semoga anak-anak Provinsi Kepri yang merantau bola itu bisa pulang. Tampil untuk memperkuat klub yang ada di Kepri yang akan mencoba ke kancah nasional. Atau anak-anak itu mampu menjadi satu tim untuk mewujudkan sepak bola Provinsi Kepri lolos PON empat tahun mendatang. Jika tidak, secara pribadi mereka mengharumkan nama Kepri saat memperkuat klub ternama negeri ini. ###
(Penulis Ade Adran Syahlan. Dapat dihubungi melalui akun twitternya @adesyahlan. Tulisan ini telah terbit di koran Batam Pos edisi Minggu 26 Juni 2016)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H