Mohon tunggu...
Ade Adran Syahlan
Ade Adran Syahlan Mohon Tunggu... jurnalis di Batam Pos Grup -

jurnalis + penikmat sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Bola

Riedl Sudah Punya Kambing Hitam

20 November 2016   09:19 Diperbarui: 20 November 2016   09:49 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alfred Riedl (foto: four-four two)

''Semoga sekolah mengizinkan anak-anak untuk memperkuat tim kebanggaannya. Tak seperti klub Liga Kopi yang tak mengizinkan pemainnya membela negara.''

Saya dapat pesan BBM tersebut Jumat 18 November 2016. Tentu pesan itu berkait dengan timnas Indonesia ke AFF 2016, yang harus mati kutu karena peraturan ''timnas hanya boleh maksimal ambil dua pemain dalam satu klub''. Liga Kopi tentu tahulah, itu Liga yang bernama lain Indonesia Soccer Championsip. (ISC) yang disponsori produk kopi.

Padahal, kita sama-sama tahu, itu liga ''tidak resmi''. Digelar saat PSSI dibekukan.  Dan mungkin karena bukan resmi PSSI, maka berani juga membatasi pemainnya. Padahal, ini membela negara.

Terasa makin menyesakkan dada aturannya, ketika bencana datang empat hari jelang AFF 2016. Striker Irfan Bachdim cedera. Pelatih Alfred Riedl, langsung berkeinginan panggil Pahabol, karena dia masuk dalam 40 pemain yang didaftarkan. Ternyata, Persipura menolak. Walau mereka baru nyumbang satu pemainke timnas, Boaz Salossa.

Yang paling aneh bagi saya, ketika kiper Jandia Eka Putra tak dikirim Semen Padang. Padahal, kita tahu Nil Maizar pelatih klub itu adalah pelatih nasional di AFF 2012. Dan masih ingat oleh kita, Nil kesulitan memanggil pemain saat itu karena klub mereka melarang.  Tahun 2016 ini, Nil justru bikin hal yang sama dia alami kepada Riedl.  

Tak pelak, Riedl dengan enteng curhat saat jumpa pers Jumat 18 November 2016 di Manila, Filipina. Bahkan curhatnya dihadapan tiga pelatih lawan Indonesia di Grup A AFF 2016. Kiatisuk Senamuang (Thailand), V. Sundramoorthy (Singapura), dan pelatih tuan rumah Filipina, Thomas Dooley. "Masa persiapan kami idak normal. Negara kami fokus kepada liga, bukan tim nasional."

Entah kenyataan ini bisa menguntungkan atau tidak. Bisa saja tiga lawan itu anggap remeh. Atau malah untung bagi Riedl karena sudah punya kambing hitam, sebagai alasan. Bahkan, Riedl kabarnya sudah tak menargetkan juara lagi seperti sesat dia terpilih sebagai pelatih timnas.

Edy Rahmayadi, Ketua Umum PSSI yang baru seperti tak peduli apa yang dialami Riedl. ''Buat apa timnas Indonesia datang jauh-jauh kalau tidak menjadi juara," katanya.

Hmm, pesan BBM teman saya berikut ini tentu  berbanding terbalik dengan suasana hati Riedl. ''Kami target juara pak. Selain karena anak kami sudah matang. Kami juga ikut dua tim.'' ####

(Penulis Ade Adran Syahlan bermukim di Batam. Dapat dihubungi melalui akun twitternya @adesyahlan. Tulisan ini telah terbit di koran Batam Pos edisi Minggu 20 November 2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun