Mohon tunggu...
Ade Adran Syahlan
Ade Adran Syahlan Mohon Tunggu... jurnalis di Batam Pos Grup -

jurnalis + penikmat sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepak Bola Bagus? Yang Bisa Dinikmati, Tak Peduli Dualisme!

13 Maret 2016   07:36 Diperbarui: 13 Maret 2016   08:40 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 ''Bisnis apa yang bagus? Bisnis yang dijalankan. Bukan yang ditanyakan terus menerus.''

Kalimat itu diungkapkan sahabat saya dari Batam yang kini telah jadi motivator enterpreneur nasional, Jaya Setiabudi. Apa kaitannya dengan sepak bola Indonesia saat ini? Jawabnya ini: Sepak Bola Indonesia itu bagusnya diapakan? Yang bisa dinikmati, bukan diwacanakan dan dipolitisasi!

Saat sore Jumat 11 Maret 2016 memulai tulisan ini, dapat berita Tim Transisi bentukan Kemenpora akan mengggulirkan kompetisi pada Agustus 2016-Mei 2017. Itu hasil pertemuan dengan 40 klub. Padahal beberapa hari sebelumnya, ada kabar PSSI segera kembali gelar kompetisi ISL. Menyusul keputusan Mahkamah Agung (MA) yang menolak kasasi dari Kemenpora. Atau setidaknya gelar ISC yang dibuat Joko Driyono dkk.

Jika terjadi keduanya, maka terulang lagi bakal ada dua kompetisi seperti 2012 lalu. Yang membingungkan klub-klub anggota PSSI. Pastilah hari-hari setelah pertemuan 40 klub dengan Tim Transisi itu bakal jadi hari gerilya. Baik oleh Tim Transisi sendiri atau PSSI. Saling pengaruh mempengaruhi.

 Hingga Jumat malam saat meneruskan tulisan ini, saya belum dapat SMS atau pun telepon dari dua pihak itu. Mungkin karena saya bukan siapa-siapa bagi mereka. Hanya ketua sebuah klub anggota Liga Nusantara dari Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Erdeka Muda FC dari Batam. Yang tak akan berpengaruh bagi pencitraan kompetisi mereka.

Eittss, saya geer. Silaf. Pastilah Tim Transisi tetap mengutamakan tim level ISL dan Divisi Utama (DU). Bukan klub kasta terendah seperti klub milik perusahaan tempat saya bekerja itu. Paling-paling, jika gelaran Tim Transisi dan PSSI atau yang dimainkan Joko Driyono jalan, baru kompetisi kasta terendah dilirik. Saat itu pun, pastilah dah bingung memilih. Sama seperti masa 2012.

Makanya yang enak itu, penonton dan wasit. Siapapun yang gelar kompetisi atau bertaburan turnamen seperti saat ini, penonton bisa nikmati dari layar televisi. Wasit kembali dapat honor. Tak peduli, mau PSSI atau Tim Transisi yang merestui.

Pemain pun harus rela ikut aturan turnamen walau bermain sampai terlalu malam karena bertanding partai segitiga semifinal, seperti di Piala Gubernur Kaltim. Semuanya cocok dengan kalimat parodi Jaya Setiabudi: sepak bola apa yang bagus? Sepak bola yang dijalankan. Entah turnamen atau kompetisi. Bukan yang diwacanakan terus menerus.

Hmmm, diakhir tulisan ini. Saya tak peduli ada atau tidak kontak dari PSSI atau tim Transisi. Tapi saya tetap bertekad menikmati sepak bola negeri ini. Baik turnamen atau kompetisi. Baik yang digelar PSSI atau Tim Transisi. Tapi nanti soal keputusan klub ikut yang mana, saya pulangkan keputusan klub pada bos saya. Heeee. ###(Penulis Ade Adran Syahlan, dapat dihubungi melalui akun twitternya @adesyahlan. Tulisan ini telah terbit di koran Batam Pos edisi Minggu 13 Maret 2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun