"Apa itu Popda, Porkot, Porda, Porprov, Porwil dan Pra-PON? Tak paham saya."
Seseorang anak muda, yang ngaku passion-nya tentang sepak bola, mengajukan pertanyaan di atas pada saya. Padahal, dia jago bicara sepak bola dunia seperti Liga Eropa. Hapal di luar kepala, pemain si A bermain di mana. Bahkan yakin, tak bakal dicopot Mourinho oleh Chelsea. Tapi bila untuk urusan lokal, dia mati kutu.
Dia baru merasakan, harus berpengetahuan lokal, karena kepentingan ilmu kepelatihannnya. Walau "susah" ngajari yang lokal, tapi saya harus ceritakan juga. Bila Popda, itu terkait pelajar. Pekan Olahraga Pelajar Daerah disingkat Popda. Porkot itu Pekan Olahraga tingkat Kota. Lalu Porda, Pekan Olahraga Daerah biasa sekarang disebut Provinsi hingga dinamakan Porprov. Nah, dari Porprov dipilih atlet untuk Porwil atau Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) Sumatera, sekaligus seleksi menuju PON 2016. PON, Pekan Olahraga Nasional adalah muara semua prestasi cabang olah raga secara nasional.
Nah, baru di Porwi XI Sumatera yang digelar di Provinsi Bangka Belitung mulai 13 November 2015, sepak bola diragukan jadi ajang Pra-PON. Ini terjadi akibat belum jelasnya informasi dari Tim Transisi Kemenpora yang menjalankan amanah Kemenpora, selama PSSI Pusat dibekukan.
Tim bola Kepri sendiri seharusnya sudah bertanding Kamis, 12 November 2015 menghadapi Sumbar. Tapi batal. Namun, akhirnya sepak bola tetap digelar dan resmi sekaligus jadi ajang Pra-PON. Cari tiga wakil Sumatera menuju PON 2016. Kepri yang berada di Grup A akan jumpa Riau terlebih dahulu, Sabtu 14 November 2015.
Perjuangan yang maha berat bagi tim asuhan Yoni Mukti tersebut. Karena di Grup A bisa disebut grup maut. Selain Riau, ada juga sumatera Utara, Sumatera Barat dan Aceh. Sumut sudah mengalahkan Aceh 2-0. Riau membungkam Sumbar 3-1. Sedangkan di Grup B bercokol Sumsel, Jambi dan tuan rumah Bangka Belitung.
Tapi apapun terjadi, Porwil atau Pra-PON kali ini telah membuktikan urutan pembinaan. Tim Porwil kali ini bermaterikan pemain di ajang Porprov 2015. Yang tentu saja muncul dari ajang di bawah sebelumnya, Porkot. Tapi sayang, saat tim provinsi lain sudah membentuk tim Pra-PON setahun lalu, tim Kepri baru seminggu jelang berangkat. Alasan klise, keterbatasan dana.
Makanya, jawaban Yoni Mukti menghadapi semua lawan berikut ini, perlu dukungan doa semua warga Kepri. "Kita selalu optimis pak." ### (telah terbit di koran Batam Pos edisi Minggu 15 November 2015 dalam kolom MataBola)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H