Masa remaja, yang telah menyelesaikan pendidikan wajib tingkat SMA/SMK/MA memutuskan untuk melanjutkan dengan bekerja atau pendidikan di Universitas.Â
"Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017 penduduk yang berpendidikan tinggi hanya 8,5 persen dari total penduduk di Indonesia. Maka jumlah penduduk Indonesia yang meneruskan ke jenjang pendidikan tinggi masih rendah. Diantaranya sedang mempersiapkan diri di Universitas terbaik di Indonesia baik negeri maupun swasta.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap Universitas berbeda – beda menjadi salah satu alasan mengapa seseorang memilih menjadi mahasiswa rantau.Â
Masalah apa yang biasanya terjadi?
Mahasiswa menghadapi beberapa permasalahan terutama terkait adaptasi, baik terkait budaya asing yang berbeda dengan budaya kampung halamannya maupun lingkungan tempat tinggalnya. Selain perbedaan budaya dan bahasa, Mahasiswa menghadapi berbagai perubahan, termasuk perubahan gaya hidup, interaksi sosial, dan tuntutan untuk hidup mandiri dan bertanggung jawab atas semua keputusan yang dibuat.
Ada berbagai kendala yang dialami oleh mahasiswa rantau, diantaranya adalah penyesuaian terhadap tempat tinggal yang baru, lingkungan yang baru, serta harus mampu mengikuti iklim pendidikan. Maka dari itu, mahasiswa rantau dituntut untuk dapat menyesuaikan diri, salah satunya dapat melalui dukungan sosial teman sebaya. Apabila gagal menyesuaikan diri, maka akan muncul perilaku maladaptif yang memunculkan permasalahan psikologis seperti depresi, kecemasan, hingga tindakan bunuh diri. Penyesuaian diri sangat penting bagi mahasiswa rantau dalam kaitannya sebagai perantau. Ketika mahasiswa rantau gagal beradaptasi, maka akan muncul perilaku maladaptif maupun permasalahan psikologis lainnya.
Apa solusinya?
Berbagai hal yang bisa mahasiswa lakukan untuk untuk menghadapi masalah tersebut yaitu, Selalu menjaga komunikasi yang baik dengan orang dekat terutama orang tua. Menjalin hubungan baik antar teman. Berpikiran positif, hal tersebut bisa dilakukan jika melakukan kegiatan yang positif juga dimulai dengan menjaga kesehatan fisik, menjaga kebersihan, mengkonsumsi makanan yang sehat, istirahat yang cukup dan olahraga teratur. Selain itu kita juga perlu menjaga kesehatan mental yang memiliki pengaruh terhadap imun tubuh. Kesehatan mental dapat dijaga dengan tetap menjalin hubungan dengan keluarga dan teman, beraktivitas yang menyenangkan seperti menjalankan hobi, hingga membatasi diri dari berita yang merusak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H