Mohon tunggu...
Ade Ratno
Ade Ratno Mohon Tunggu... Administrasi - Percaya bahwa kemajuan lebih penting daripada kesempurnaan. Selalu belajar, selalu berkembang. Mengubah tantangan menjadi peluang, satu langkah pada satu waktu

Kemandirian bukan berarti berjalan sendirian, tetapi kemampuan untuk menghadapai dunia dengan kekuatan dan keyakinan diri, meski tanpa bergantung pada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pelajaran Berharga dari Gus Dur

11 Januari 2025   08:22 Diperbarui: 11 Januari 2025   10:28 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Abdurrahman_Wahid

Kebaikan Tak Kenal Agama

Ketika berbicara tentang keberagaman dan toleransi di Indonesia, nama Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sering muncul sebagai tokoh yang menjadi simbol persatuan. Salah satu pernyataan beliau yang begitu mendalam dan relevan hingga kini adalah:
"Tidak penting apa agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak akan pernah tanya apa agamamu."

Kalimat ini seolah sederhana, namun mengandung pesan yang sangat kuat tentang bagaimana manusia seharusnya bersikap. Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh perbedaan, pesan Gus Dur ini mengingatkan kita bahwa tindakan kebaikan adalah bahasa universal yang melampaui sekat-sekat agama, suku, maupun status sosial.

Mengapa Pesan Ini Begitu Penting?

Di tengah masyarakat yang sering kali terpecah oleh perbedaan keyakinan atau latar belakang, Gus Dur memberikan pandangan yang membebaskan: kebaikan adalah jati diri sejati manusia.

  1. Kebaikan Itu Abadi: Orang tidak akan mengingat darimana asalmu atau apa keyakinanmu, tapi mereka akan mengingat apa yang telah kamu lakukan untuk mereka.
  2. Menghilangkan Prasangka: Dengan berbuat baik, kita mematahkan stigma dan prasangka yang sering melekat pada identitas seseorang.
  3. Persatuan dalam Tindakan: Dalam kebajikan, kita menemukan kesamaan, bukan perbedaan.

Kisah Gus Dur: Toleransi yang Menembus Batas

Gus Dur tidak hanya bicara soal toleransi, tetapi juga menunjukkannya dalam tindakan. Beliau kerap membela kaum minoritas dan berdiri di garis depan melawan diskriminasi. Salah satu cerita yang mencuat adalah saat Gus Dur membela hak-hak masyarakat Tionghoa di Indonesia. Dengan keberanian dan hati besar, beliau memperjuangkan penghapusan larangan perayaan Imlek di ruang publik.

"Kalau kamu bisa berbuat baik untuk semua orang, mereka tidak peduli kamu siapa." Gus Dur membuktikan bahwa keyakinan ini bukan sekadar retorika, melainkan prinsip hidup yang ia jalani.

Apa yang Bisa Kita Pelajari?

Kita hidup di dunia yang penuh perbedaan. Namun, daripada mempermasalahkan perbedaan tersebut, Gus Dur mengajak kita untuk fokus pada peran yang bisa kita mainkan.

  • Jangan takut untuk melakukan kebaikan, meskipun kecil.
  • Jadikan tindakanmu lebih bersuara dibandingkan identitasmu.
  • Selalu tempatkan kemanusiaan di atas segalanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun