Mohon tunggu...
Ade Ratno
Ade Ratno Mohon Tunggu... Administrasi - Percaya bahwa kemajuan lebih penting daripada kesempurnaan. Selalu belajar, selalu berkembang. Mengubah tantangan menjadi peluang, satu langkah pada satu waktu

Kemandirian bukan berarti berjalan sendirian, tetapi kemampuan untuk menghadapai dunia dengan kekuatan dan keyakinan diri, meski tanpa bergantung pada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Jejak di balik cermin: (part akhir) "Rahasia yang Terungkap"

1 Januari 2025   14:00 Diperbarui: 1 Januari 2025   12:09 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/id/users/cdd20-1193381/?utm_source=link-attribution&utm_medium=referral&utm_campaign=image&utm_content=6507059

Aku tahu saat itu, aku tidak bisa mundur lagi. Kunci di tangan terasa berat, seakan mengandung banyak rahasia yang belum terungkap. Aku berjalan dengan langkah mantap menuju kamar tidur, tempat di mana semua kenangan buruk dimulai.

Ketika aku membuka pintu kamar, sesuatu yang aneh terjadi. Kamar itu kosong, kecuali sebuah cermin besar di dinding sebelah kanan. Cermin itu tampak sangat berbeda dari sebelumnya---seakan memantulkan bukan hanya bayanganku, tetapi juga sesuatu yang lebih dalam. Aku melangkah lebih dekat, dan aku melihat bayangan wajahku yang tampak memandangiku dengan tatapan kosong. Namun, kali ini, ada sesuatu yang tidak biasa. Ada sosok lain di belakangku.

Aku berbalik dengan cepat, namun tidak ada apa-apa di belakangku. Aku menatap cermin itu lagi, dan kali ini, bayangan itu menggerakkan bibirnya, seperti berbicara, meskipun tidak ada suara yang keluar.

Tiba-tiba, aku mendengar suara dari belakang. "Apa yang kamu cari, Alia?" suara itu begitu familiar, begitu dalam, seperti suara seseorang yang sudah lama aku kenal.

Aku menoleh, dan untuk pertama kalinya, aku melihat sosok itu. Ayahku.

Tapi tidak seperti yang aku ingat. Wajahnya tampak hampa, seperti sebuah cermin pecah yang tidak bisa lagi kembali utuh. "Apa yang kamu inginkan dariku?" tanyaku, suaraku bergetar.

Ayahku tersenyum, tapi senyum itu tidak mengandung kebahagiaan. "Kamu sudah menemukannya, Alia. Rahasia itu sudah terungkap."

Di tengah kebingunganku, aku menyadari satu hal, semuanya yang terjadi selama ini adalah permainan dari cermin itu.

Ayahku, rumah ini, bahkan diriku sendiri, semuanya terikat pada rahasia yang terperangkap di balik kaca. Cermin itu adalah penghubung antara masa lalu dan masa kini, antara kenyataan dan khayalan.

Dengan perlahan, aku mengerti bahwa aku tidak akan pernah bisa keluar dari rumah ini. Karena rumah ini bukan sekadar tempat, tetapi sebuah penjara waktu, di mana aku terjebak selamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun