Aku menggenggam ponselku erat-erat, mencoba menghubungi siapa saja. Namun tak ada yang menjawab. Ketika aku melihat kembali ke ruang tamu, aku mendapati cermin yang pecah itu sudah hilang. Seolah-olah benda itu tidak pernah ada. Aku mengira aku mungkin hanya berkhayal, namun rasa dingin yang mencekam dan perasaan tidak nyaman itu tetap membekas di tubuhku.
Tanpa pikir panjang, aku memutuskan untuk keluar dari rumah dan mencari tahu lebih lanjut. Mungkin ada seseorang di luar sana yang bisa menjelaskan semua ini. Apakah ini hanya mimpi buruk? Aku bertanya-tanya, namun perasaan tidak tenang terus mengusikku.
Aku berjalan menuju rumah tua itu, rumah yang dulu merupakan rumah keluargaku. Letaknya di ujung jalan, terpencil dan dikelilingi pepohonan lebat. Mungkin sudah lebih dari sepuluh tahun sejak terakhir kali aku melangkah ke sana. Namun, semakin aku mendekati rumah itu, semakin jantungku berdetak kencang. Semua kenangan masa kecil yang aku coba lupakan, kini kembali teringat begitu saja.
Ketika aku sampai di depan pintu rumah itu, aku mendapati sesuatu yang aneh. Pintu rumah itu tidak terkunci. Tapi siapa yang bisa membuka pintu ini? Aku tidak ada keluarga yang tinggal di sini. Bahkan, rumah ini sudah lama ditinggalkan.
Aku melangkah masuk, dan segera merasakan hawa dingin yang menusuk. Semuanya tampak sama seperti dulu---debu, lantai kayu yang berderit, dan bau tua yang menyengat. Namun ada satu hal yang berbeda: di tengah ruang tamu, ada sebuah meja kayu yang besar, dengan sebuah kotak hitam di atasnya.
Aku mendekati meja itu dengan langkah hati-hati. Di atas kotak hitam itu ada tulisan yang terukir dalam huruf-huruf aneh. Aku membuka kotak tersebut dengan rasa penasaran yang tak bisa ku bendung. Di dalamnya, ada sebuah kunci tua yang tampak begitu familiar.
Kunci ini... Aku mengenalinya. Itu adalah kunci dari kamar tidurku di rumah ini. Kunci yang hilang bertahun-tahun yang lalu.
Tiba-tiba, suara pintu yang tertutup dengan keras terdengar dari belakang. Aku menoleh cepat, namun tidak ada siapa-siapa. Semua pintu dan jendela tertutup rapat, seolah-olah aku terperangkap.
Aku menggenggam kunci itu erat-erat. Apa yang terjadi di sini? Kenapa semua ini terasa begitu nyata?
Lanjut ke part berikutnya...